Mohon tunggu...
dewimaisaroh
dewimaisaroh Mohon Tunggu... Lainnya - dedeww

tetaplah menguat, karena hidup takkan melemah untukmu :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Pendidikan

5 November 2020   18:25 Diperbarui: 5 November 2020   18:28 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa konflik merupakan suatu kondisi cekcok, berselisih, atau bertentangan. 

Telah kita ketahui bersama bahwasannya percekcokan adalah sebuah kondisi dimana terdapat individu atau kelompok sedang berada pada keadaan yang mengarah pada perkelahian. Nah, percekcokan atau konflik itu sendiri dapat terjadi karena adanya sebuah perbedaan. 

Dimana perbedaan itulah yang nantinya akan menjadi faktor pemicu suatu konflik. perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan tujuan, kepentingan, persepsi, atau bahkan yang lainnya. 

Suatu konflik atau percekcokan tidak akan terjadi apabila seseorang tidak  melakukan interaksi dengan orang lain. Mengingat pada dasarnya seseorang atau manusia adalah makhluk sosial yang setiap aktivitas atau kegiatannya selalu memerlukan orang lain. Jadi, selama seseorang melakukan interaksi dengan orang lain, bisa dipastikan akan selalu menemui konflik. Hal ini memungkinkan bahwa konflik dapat terjadi dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun. 

Keberadaan seseorang tidak lepas dari sebuah organisasi. Pendidikan dapat dikatakan sebuah organisasi yang merupakan wadah dimana seseorang saling melakkan interaksi antara satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi dalam lembaga pendidikan ini berupa hubungan antara siswa dengan siswa, guru dengan sesama guru. Sedangkan tujuan bersama lembaga pendidikan adalah seperti yang telah tercantum pada UU RI No.2 Tahun 2003 bahwasannya tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

lingkungan suatu organisasi dapat dipandang sebagai suatu keluarga yang keharmonisannya akan tercipta apabila tidak adanya sebuah konflik. Namun disini konflik akan tetap ada selagi didalamnya terdapat proses interaksi sosial. Begitupun dalam lembaga pendidikan, yang notabenya adalahh suatu organisasi. Mengingat suatu konflik ini tidak bisa dihindari dan ditiadakan. 

Dalam lembaga pendidikan, konflik bisa berdampak menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan  seperti dapat memunculkan aturan atau norma baruyang dapat membantu mengatasi norma lama, berguna untuk mengukur kemampuan struktur kekuasaan yang ada paa lembaga pendidikan. Namun juga memiliki dampak yang merugikan, seperti menyebabkan rasa tidak enak dan ketegangan antar individu, sehingga menghambat komunikasi, dan apabila komunikasi itu terhambat maka akan terjadi disintegrasi. 

Konflik dalam lembaga pendidikan merupakan hal yang wajar. Apabila tingkat konflik pada lembaga pendidikan itu rendah, maka hal itu akan berdampak pada perkembangan lembaga itu sendiri, seperti mengalami stagnasi, gagal mencapai keefektifan dalam menjalankan program pendidikan. Dan apabila tingkat knflik dalam sebuah lembaga pendidikan itu tinggi maka juga perlu dikhawatirkan akan sulit dikendalikan, karena dalam hal ini bisa saja seluruh potensi lembaga digunakan untuk memikirkan solusi konflik tersebut. persoalan seperti inijuga merugikan lembaga pendidikan itu sendiri nantinya. Maka perlu adanya strategi atau pedekatan agar dapat mengolah konflik tersebut dengan baik. 

Dalam hal ini lembaga pendidikan memerlukan langkah langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikan konflik tersebut. Seperti contoh seluruh komponen pelaksana pendidikan yang meliputi kepala sekolah, guru, dan staff yang lainnya. bisa menunjukkan sikap peduli terhadap masalah yang dialami, saling bertukar pikian dan ikut memikirkan solusi. Tidak diharapkan bersikap acuh karena hal ini akan menimbulkan efek buruk pada konflik yang terjadi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun