Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Dedari Pagi

5 Mei 2023   21:15 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.pixabay.com

Bayangan hitam menghantam ruas-ruas hati yang sedang berharap
Lumpuh seketika bak elang yang terjerumus dalam kabut yang pengap
Lesu... tertunduk hampa di ujung ruang
Ohhhh..., dingin mencekam, mengikis tulang-tulang

Jeritan jiwa meretakkan dinding-dinding air mata
Meledakkan isak tangis sebagai sebuah tanda
Tanda dari sebuah rasa yang dianggap sia-sia
Juga rasa yang tak lagi mampu menyelesaikan jalan cerita

Terdiam dalam langkah yang baru saja terhenti
Oleh air mata dan juga keretakan hati
Sebagai awal mula datangnya bisikan dari dalam diri
"Akulah yang kau cintai"

Ahhh..., hapus air mata dan berkemaslah !
Waktunya kau berangkat bersama sang dedari pagi pembawa berkah
Penganyam senyum dan pemulih luka
Yang selalu berkata, "tuang gelasmu dulu, sebelum gelas mereka"

Jakarta, 5.5.23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun