Bayangan hitam menghantam ruas-ruas hati yang sedang berharap
Lumpuh seketika bak elang yang terjerumus dalam kabut yang pengap
Lesu... tertunduk hampa di ujung ruang
Ohhhh..., dingin mencekam, mengikis tulang-tulang
Jeritan jiwa meretakkan dinding-dinding air mata
Meledakkan isak tangis sebagai sebuah tanda
Tanda dari sebuah rasa yang dianggap sia-sia
Juga rasa yang tak lagi mampu menyelesaikan jalan cerita
Terdiam dalam langkah yang baru saja terhenti
Oleh air mata dan juga keretakan hati
Sebagai awal mula datangnya bisikan dari dalam diri
"Akulah yang kau cintai"
Ahhh..., hapus air mata dan berkemaslah !
Waktunya kau berangkat bersama sang dedari pagi pembawa berkah
Penganyam senyum dan pemulih luka
Yang selalu berkata, "tuang gelasmu dulu, sebelum gelas mereka"
Jakarta, 5.5.23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H