Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Puisi untuk Sang Guru

19 Juli 2020   14:48 Diperbarui: 19 Juli 2020   14:57 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan telah usai.
Kau telah melipat rapi lembaran-lembaran indah.
Kala itu, kau menitipkan satu sajak.
Di mana sajak itu menghidupkan rohku.

Kau pun membisikkan padaku,
kesempurnaan puisi yang dihiasi karangan bunga.
Dan aku merangkainya dengan khidmat.
Demi puisi-puisi yang menyegarkan jiwa.

Kala itu kau pernah mengobatiku,
karena aku terperosok oleh kata-kataku.
Lalu sajakmu membangkitkanku.
Meski terluka, aku mencoba merangkai aksara.

Jejak istimewa kau tinggalkan bersama kotak emas di sampingku.
Terlipat, terbungkus oleh pita putih.
Yang sewaktu-waktu kubuka lagi kala kau hadir dalam jiwa.
Sekarang,  terbanglah bersama puisi-puisi yang telah dirangkai menjadi sayap indahmu.

Untuk Alm. Bapak Sapardi Djoko Damono.

Yogya, 19 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun