Ketika runtuhan air senja mengguyur habis serpihan-serpihan cerita pagi, aku dilegakan dengan petrikor yang berhamburan memeluk dengan hangat.
Lega menikmati riangnya air yang menghanguskan segala rencana selanjutnya.
Sekaligus menertawakan gerutu manusia, manakala keinginannya terhempas percuma.
Hiruk pikuk kenangan pagi disertai angan membakar habis sisi-sisi keindahan.
Sengaja kuredam segala masa lewat ke dalam seduhan hangat penuh rasa manis.
Agar sisa runtuhannya kembali menjelma bagai istana.
Lalu aku atau kau dapat menempati sisi terang yang tersaji cuma-cuma di sana.
Gulunglah secara rapi segala rasa hari ini.
Lalu biarkan tersimpan tenang dalam lemari hati.
Hiasi dengan bunga-bunga imajinasi, agar ia muncul sebagai pertanda musim semi.
Jangan ada penyesalan jika angin atau air membuat kusam angan indah yang kau cipta sendiri.
Yogya, 15 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H