Kecerahan pagi menggores sudut-sudut jagad raya, membentuk bingkai memukau berwujud sinar emas.
Iringan kicau bersahutan melunakkan jiwa yang keras.
Memekak hingga kristal-kristal bening berjatuhan menembus batu.
Yang terjadi dalam jutaan abad sejak keindahaan itu dijadikanNya.
Kicauan indah yang berbunyi bak dentingan panjang lonceng perunggu penghantar keheningan,
melembutkan irama detak jantung yang sebelumnya bergejola, berambisi menaklukkan jiwa-jiwa.
Bebunyian sederhana yang mampu menyentuh diri, menjadi perenungan panjang arti sebuah perjalanan nafas.
Parjalanan yang singkat, di atas dahan-dahan yang bersuara ringkih.
Menjadi kendali pada diri dalam berpijak.
Kebebasan didapat selama mata masih mencari keindahan.
Bebas  menentukan kemasan dalam dualitas.
Bebas mengolah rasa di setiap nuansa tersaji.
 Rasa penabuh menjadi penentu suatu keindahan bunyi.
Hasrat berlebih memekakkan rongga-rongga nadi, sebagai pemicu bencana.
Ketenangan terwujud dari denting yang ditabuh dalam kesunyian.
Berkicaulah dengan syahdu bagai insan yang tersenyum di bilik pertapaan.
Berkicaulah dengan tetap  dalam tapak kearifan semesta.
yk.01.07.20
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI