Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalau Galau Menghalau

22 Januari 2019   17:00 Diperbarui: 22 Januari 2019   17:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : Risa photo collection.

Kalau Galau Menghalau

Kadangkala galau itu datang menghantam
Menghambat laju kata yang sudah di ujung bibir
Kadangkala waktu tak cukup untuk mengurai galau itu
Merendet mengusik rasa yang tertahan
Bahkan kata tak bisa mewakili bicara
Terlalu banyak kata
Terlalu banyak idea
Bergaung tiada jelas
Bergema dengan resah
Dalam diam menahan semua muanya
Meski diam bukan jawaban

Seperti rantai yang membelenggu
Hentikan langkah
Bahkan helaan nafas menjadi begitu berat
Sesak
Melangkah tak ada daya
Mengerang tak ada tenaga
Upaya adalah menahan rasa
Terusik
Namun daya adalah juang yang melukai
Bebat sulit didapat
Sekalinya terbebat
Membukanya adalah luka yang menghebat
Rapuh
Getas
Mencoba bertahan
Meski kasih di ujung tanya
Dan cinta bukan segala
Hingga retak...
Retak itu
Memberi celah di antaranya
Menelisip angin beri irama
Kadang sejuk
Kadang sengau

Lelah raga
Penat
Damba damai jiwa
Hening mengoyak malam
Jenuh di sendiri ini
Sunyi di keriuhan
Di manakah semangatku ?
Di manakah asaku ?
Di manakah citaku ?
Yang dulu menyala
Yang dulu menggelora
Yang dulu berpendar

Ini bukan yang dulu
Namun di kini ini
Semua begitu dirindu
Sudahlah ini begini
Isilah dengan kisah
Tak perlu 'tuk diteladani
Cukuplah direnungi
Untuk mawas diri
Introspeksi
Antisipasi

Hai, kau...
Tak kau tahu tentang aku
Untuk apa seolah peduli padaku
Dalam pura-puramu
Usah paksakan itu
Aku tak hendak merebut yang kau punya
Aku sudah cukup dengan yang ada sekarang
Jangan sakiti lagi hati
Tak hendak ku membalas
Belajar relakan
Semua yang kau lakukan

# akhir April 2016
# written by Dewi Leyly

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun