Pil Itu Pahit Terasa
pagi meninggalkan malam
dan mata ini belum terpejam
ada rasa yang belum teredam
menunggu waktu buatnya temaram
dalam bimbang yang tampak
ada yang tertolak
tangan terulur bak desak
sekedar tahu, membantu tak hendak
pada akhirnya mencipta retak
runtuh prasangka
dengan dialog terbuka
pupuk kepercayaan yang sempat terluka
selalu ada caramu menoreh suka
menyaput duka
cukup berarti walau sesaat
menguak jiwa yang mulai penat
membubung angan yang hampir berat
memercik api menghela semangat
terbetik pelik lalu sekarat
bimbang berganti gamang
menimbang-nimbang...
akankah berganti tembang
atau biarkan masa terentang
mengganti rembang dengan cerlang
saat keberanian menghampiri
tepis malu dan ragu diri
ungkap kejujuran yang terpungkiri
bayangmu berbalik dan lari
menggores perih
kecil namun dalam tak terperi
mungkin kau telah tau
akan ada ceracau
meledak seperti injak ranjau
memgaduk memurak sebelum mendesau
mengusap kusam ganti kilau
sedikit demi sedikit terpahat terbentuk
bak jamang melukis keluk
kikis kaku memeluk lekuk
memcipta lengkung bibir menepis rutuk
pagi ini menyimpan kerling bintang
setitik kerlip hiasi gelap membentang
coba pahami meski jeda panjang menghilang
selalu ada harga di setiap proses yang datang
tak ingin berkubah,
tiap kisah berharga bak kerongsang
ini tentang koma ( , )
menyaru seru ( ! )
juga cerita tanya ( ? )
yang membalut sayang terlarang
sebelum menjemput titik ( . )