Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Self Awareness: Sudahkan Diri Ini Menyadarinya?

7 Desember 2021   08:56 Diperbarui: 7 Desember 2021   09:06 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"When you know yourself, you are empowered. When you accept  yourself, you are invincible."

Seperti itulah gambarannya. Semua berawal dari kita. Sadarkan dirimu, posisikan dirimu dan tentunya kenali kepribadianmu. Maka akan mudah bagimu mengenali siapa yang berada di sekelilingmu.

Tentang self awareness atau kesadaran diri, kesadaran diri itu melibatkan dari berbagai aspek yang ada pada diri kita, termasuk sifat, perilaku, dan perasaan. Dimana kesadaran diri itu adalah keadaan psikologis yang menjadi perhatian khusus bagi diri kita.

Di katakan khusus bagi kita, mengapa? Dikarenakan kesadaran diri sendiri sulit untuk di perhatikan, padahal dengan adanya kita menyadari siapa kita, maka hal ini dapat membawa perubahan yang positif. Contohnya kita akan lebih percaya diri, kreatif, dan ketika berkomunikasi akan lebih efektif.

Kita sebagai manusia yang normal dilahirkan dalam kedaan tidak sepenuhnya sadar diri, alih-alih memahami orang lain, diri sendiri saja sulit untuk diperhatikan. Lantas bagaimana kesadaran diri ini muncul?

Self awareness/ kesadaran diri muncul sekitar usia satu tahun, sebuah penelitian menjelaskan bahwa pada usia tersebut kesadaran diri akan lebih kompleks dan pada usia sekitar 18 bulan menjadi lebih berkembang. Peniliti bernama Lewis dan Brooks-Gunn melakukan penelitian pada seorang bayi. Peneliti tersebut menggunakan bayi dengan dihadapkan pada sebuah cermin yang memperlihatkan si bayi. Ketika bayi diangkat dan di hadapkan di cermin, ia akan meraih hidung mereka sendiri dari pada bayangannya yang ada di cermin. Dari penelitian tersebut Lewis dan Brooks-Gunn menyimpulkan bahwa hampir tidak ada anak di bawah usia satu tahun yang meraih hidung mereka sendiri daripada bayangan di cermin.

Dari penelitian Lewis dan Brooks-Gunn, hanya menunjukkan pada visual bayi saja. Selebihnya anak-anak mungkin memilki kesadaran diri lain di awal kehidupannya.

Adanya kesadaran diri dalam diri setiap manusia menjadikan manusia itu mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, tidak hanya itu dengan memiliki kesadaran diri, kita akan jauh berhati-hati dengan keadaan sekitar.

Lalu, siapakah yang memainkan peran kesadaran diri itu? Kesadaran diri itu diperankan oleh area otak yang dikenal dengan korteks cingulate anterior, yang letakanya di wilayah lobus frontal. Melalui penelitian, bahwa sadar diri itu menjadi aktif pada masa dewasa. Menindak lanjuti penelitian yang di lakukan oleh Lewis dan Brooks-Gunn, pada usia 18 bulan mulailah muncul kesadaran diri. Pada usia tersebut sel-sel spindel di korteks cingulate anterior juga mulai bertumbuh pesat.

Setelah mengetahui beberapa penjelasan di atas, kesadaran diri atau self awareness dibagi menjadi dua, yakni Kesadaran Diri Publik (Public Self Awareness) dan Kesadaran Diri Pribadi (Private Self Awareness).

Mengenai kesadaran diri publik, kesadaran ini muncul ketika kita dihadapkan dengan adanya banyak orang yang tertuju kepada kita, atau istilahnya kita menjadi pusat perhatian. Di dalam hal ini, kesadaran diri publik terkadang memaksa kita untuk berperilaku atau bertindak dengan apa yang di inginkan serta di terima orang lain. Kesadaran diri publik ini juga sering kali menyebabkan rasa cemas, tertekan bahkan khawatir. Mengapa demikian?

Karena kita selalu memandang diri kita sesuai dengan penilaian orang lain, kasarannya tidak percaya dengan diri sendiri. Perlu juga kita memperhatikan pendapat orang lain tentang kita. Jika itu sebuah saran atau masukan maka alangkah baiknya di gunakan. Namun jika pendapat orang lain itu menimbulkan ketidak nyamanan pada diri kita maka jangan di dengarkan, anggap saja sebagai angin lalu. Karena jika kita selalu menuruti apa kata manusia, maka tidak akan pernah kita temukan kesempurnaan dalam diri kita. Tetapi ketika seseorang itu memiliki self awareness maka mudah baginya untuk menyaring dan menerima pendapat orang lain.

"Jangan memaksa perubahan pemikiran, namun berikan masa untuk pemahaman dan penerimaan"

Kemudian dengan kesadaran diri pribadi, sepertinya kesadaran diri ini sering kali dilakukan bagi setiap insan. Contohnya ketika kita bercermin, melihat wajah kita sendiri. Itu merupakan jenis kesadaran diri pribadi. Menilai diri kita sendiri lewat pantulan cermin, dengan begitu jangan sampai timbul sebuah kesombongan yaaaa... bukan ingin berprasangka buruk, akan tetapi kebanyakan dari kita ketika bercermin itu timbullah perasaan menyombongkan diri. Boleh saja melakukan hal itu, tapi jangan terlalu berlebihan ya kawan, tidak baik....

Kesadaran diri pribadi ini tidak melibatkan orang lain dan tidak terpengaruh dengan orang lain. Semuanya muncul karena diri sendiri. Contoh lainnya yaitu ketika kita menonton sebuah film, kemudian menyukai salah satu karakter. Hal ini juga termasuk kesadaran diri sebagai penonton yang diam-diam memberikan reaksi terhadap karakter tersebut.

"Bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Sebab rasa syukur membuat kita dapat menikmati hidup apa adanya tanpa terbelenggu gengsi"

Ada juga seseorang yang belum mengetahui atau bahkan mengenali dirinya sendiri. Tanda-tandanya ialah sulit memahami emosi diri dan orang lain, sulit berempati dengan orang lain, defensive dan danial, dan juga sering insecure. Jika ke empat tanda tersebut ada pada diri kita, maka perlu adanya kebiasaan yang dapat merubah ke empat hal itu.

Kesadaran diri mengajarkan kita banyak hal. Adanya kesadaran diri, keyakinan diri dan motivasi diri adalah sebuah energi untuk melakukan perubahan diri. Jangan sepelekan self awareness, sebab itu adalah bukti bagaimana kita memahami, menyayangi serta mencintai diri sendiri.

"self awareness is the golden key making life changing decisions and sticking to them"

Di akhir tulisan ini, mengingatkan kembali apapun itu mulailah semuanya dari diri sendiri. Jika tidak di mulai dari diri sendiri, maka akan sulit ketika kita ingin menerapkan ke orang lain.

Terimakasih telah membaca tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat. Salam, saya DEWI LESTARI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun