Peningkatan pendapatan tersebut dikarenakan jumlah dan variasi barang dagangannya yang bertambah. Dengan motor listrik tersebut bisa menampung lebih banyak barang dagangannya, serta memperluas jangkauan, menghemat waktu dan energi.
Gading mengatakan, bahwa banyak warga yang ingin memberikan uang untuk dirinya, akan tetapi ia selalu menolak. Karena ia tidak mau dikasih uang tanpa membeli jualannya dan ia juga menolak uang kembalian yang diberikan pembeli secara percuma tanpa membeli barang dagangannya.
Meski Gading seorang pedagang disabilitas, Gading ternyata tidak mau ketinggalan zaman. Ia belajar mengenal media sosial Facebook dan instagram untuk berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal. Selain Facebook dan instagram ia juga memiliki WhatsApp apabila ada pelanggan yang ingin membeli rokok lewat online. Selain Gading menjual barang dagangannya, ia juga berjualan pulsa melalui sosial media.
Gading mempunyai cita-cita yang belum terwujud sampai sekarang ini yaitu ia ingin mempunyai sebuah toko sendiri. Lalu untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, ia setiap berjualan selalu menyisihkan uang hasil dagangannya untuk ditabung kemudian digunakan untuk membangun toko.
Gading memanglah seorang pedagang disabilitas tetapi ia tidak pernah malu dengan kondisinya. Ketika berjualan, Ia mempunyai niat untuk mengais rezeki dengan selalu bersemangat dan pantang menyerah apapun keadaannya ia jalani dengan senyuman dan rasa bersyukur.
Dari kisah Gading ini bisa menjadikan sebuah inspirasi bagi semua kalangan anak muda. Bahwa apapun yang terjadi dan keadaanya yang dimiliki tidak menjadi sebuah halangan dan rintangan untuk bekerja dan berusaha. Serta kekurangan bukanlah halangan untuk berbuat kebaikan dan berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H