Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pembangunan Kota Berorientasi Transit di Jakarta

29 Januari 2025   21:51 Diperbarui: 29 Januari 2025   21:51 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perencanaan dan desain kota di Indonesia, juga di Jakarta selama ini menempatkan kendaraan bermotor atau pribadi sebagai fokus utama. Pembangunan seperti ini disebut car-oriented development (COD). Cirinya adalah menyediakan jalan besar dan fasilitas parkir yang memadai dan murah bagi kendaraan pribadi.

Kita tahu bersama bahwa COD menyebabkan masalah seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan rendahnya tingkat aksesibilitas bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi. 

Solusi yang dapat ditawarkan dan bersyukur sudah dijalankan di Jakarta adalah mengubah COD menjadi TOD atau transit-oriented development atau pembangunan berorientasi transit. Masyarakat diharapkan memiliki budaya yang memprioritaskan sistem transportasi umum dan berusaha mengurangi depedensi terhadap kendaraan bermotor pribadi.

Menjadi warga Jakarta yang memiliki budaya baru yaitu menggunakan transportasi publik untuk mobilitas. Sumber dokpri.
Menjadi warga Jakarta yang memiliki budaya baru yaitu menggunakan transportasi publik untuk mobilitas. Sumber dokpri.

Aku sebagai warga Jakarta sangat mendukung budaya baru yang sebenarnya di negara maju adalah suatu hal yang biasa. Bahkan pejabat negara sekelas Perdana Menteri, Menteri, atau pejabat tinggi di perusahaan tidak asing lagi tampak wara-wiri dengan menggunakan transportasi publik. Namun, di Indonesia dan Jakarta rasanya sedikit sekali ada yang melakukan hal demikian.

Pernah melihat dan berjumpa langsung dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan di MRT. Contoh yang baik bagi warga Jakarta tentunya. Aku juga adalah pengguna setia Transjakarta. Kebiasaan tersebut aku tularkan juga kepada anak-anak, terutama si bungsu yang tinggal di Jakarta.

Menggunakan Transjakarta aman, nyaman, murah, dan bebas macet. Sumber dokpri.
Menggunakan Transjakarta aman, nyaman, murah, dan bebas macet. Sumber dokpri.

Ketika TOD diimplementasikan, sebuah kota diandaikan memiliki warga yang lebih senang menggunakan kendaraan umum dalam melakukan perjalanan. Pemukiman warga dengan sarana transportasi harus didekatkan. Kota semacam ini memudahkan warga untuk mengakses sarana-sarana transportasi yang ada dan kapan saja.

Hal tersebut sudah terjadi di dekat rumahku ada halte Transjakarta Kramatjati, kemudian terkoneksi dengan halte Cililitan/PGC yang dapat terhubung dengan halte Cawang Sentral. Pada titik temu ini ada rute dari Pinang Ranti atau Kampung Rambutan, menuju rute pilihan seperti Juanda, Pluit, Ancol, Kampung Melayu, Tanjung Priuk, Pulo Gadung, dan Senayan. 

Ketika aku akan menuju ke Stasiun Gambir maka rute yang dipilih adalah menuju Juanda kemudian berganti di halte Balaikota dengan rute yang mengarah ke Stasiun Senen. Begitu mudah dan pastinya murah. Tarif yang harus aku bayarkan adalah Rp.3.500,. saja. Bila dibandingkan dengan membayar ongkos taxi sebesar Rp.100.000,- lebih, tentu saja tarif Transjakarta sangat terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun