Isra Mi'raj adalah perjalanan suci, dan patut diyakini bukan perjalanan biasa seperti 'wisata' bagi Rasulullah SAW. Perjalanan sehari semalam yang luar biasa ini adalah perjalanan bersejarah dan merupakan titik 'level up' dari dakwah Nabi Muhammad SAW.
Bila boleh dibilang, Isra Mi'raj adalah satu-satunya perjalanan heroik yang menggabungkan perjalanan fisik dan spiritual level tertinggi. Rasulullah SAW adalah hamba yang terpilih oleh Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia untuk menjalankan perintah besar, yaitu shalat bagi umat Islam.
Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dari Masjidil Haram Makkah hingga Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis Palestina. Kemudian, Rasulullah SAW dinaikkan ke langit sampai di Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Inilah disebut dengan Mi'raj. Saat berada di hadapan Allah Illahi Rabbi inilah, Rasulullah SAW mendapat perintah langsung untuk menunaikan salat lima waktu bagi umat Islam.
Allah berfirman dalam surat An-Najm ayat 12, terdapat kata 'yara' yang artinya 'menyaksikan langsung'. Hal ini untuk membantah kaum kafir Makkah yang tidak percaya dengan peristiwa Isra Mi'raj.Â
Esensi Isra Mi'raj Bagi Umat Islam
Mengapa Allah Yang Maha Besar lagi Maha Agung memperjalankan Isra?Â
Hikmah yang disampaikan dari peristiwa Isra adalah untuk menjawab keraguan tentang garis keturunan Nabi Muhammad SAW yang tersambung hingga Nabi Ibrahim AS melalui Nabi Ismail AS. Palestina adalah negeri tempat Bapak Para Nabi -Ibrahim berdakwah. Rasulullah SAW di Masjidil Aqsa dipertemukan dengan para Nabi dan Rasul lainnya agar mendapatkan informasi secara langsung tentang kesulitan luar biasa yang juga dialami mereka. Bukankah Nabi Muhammad SAW juga sedang berada pada masa berduka? Inilah penghiburan yang tepat dan dapat memotivasi Rasululah SAW kembali bersemangat menjalan tugas mulia.
Kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran bahwa dalam kesulitan dakwah itu bukan berarti Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar meninggalkan. Percayalah bahwa bersama dengan kesulitan ada kemudahan. Hanya satu-satunya penolong kita, yaitu Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratul Muntaha." (QS. An-Najm: 13-14).
Mi'raj hanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, tidak ada satu pun Nabi dan Rasul yang diperjalankan oleh Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi untuk menghadapnya di Sidratul Muntaha. Sebuah rahmat dan karunia yang luar biasa bagi umat Islam, di mana perintah menjalankan ibadah salat lima waktu (subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya) langsung disampaikan oleh Allah Illahi Rabbi.