Liburan sekolah sangat dinantikan oleh si bungsu, yang akrab disapa Teteh. Mengapa demikian? Tentu saja sebagai siswa sebuah boarding school yang kesehariannya berada di sekolah dan di asrama, liburan bersama keluarga adalah sesuatu yang istimewa.
Anakku sebelum liburan mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Raimuna Cabang di Bumi Perkemahan Cimandala Bogor. Selama 6 hari mengikuti berbagai aktivitas yang seru, inspiratif, dan bermakna. Pengalaman berharga ini sangat berguna untuk terus meningkatkan kemandirian, kedisiplinan, kemampuan kerjasama dan pemecahan masalah. Barakallah ...
Seusai kegiatan kemping, aku mengajak  untuk berlibur di Bandung. Sebenarnya bukan hanya berlibur sih ... Namun, anakku kedua, Mas harus pindah dari tempat indekosnya kembali ke rumah. Insyaallah pada bulan Januari akan melaksanakan sidang tugas akhirnya. Jadi pada hari Kamis, 26 Desember 2024 kami meluncur ke Bandung. Kebetulan anak sulung, Kaka sedang ada di Bandung juga.
Pada hari Jumat aku, suami, Kaka, dan Teteh menyempatkan kuliner di Kartika Sari yang berada di Jalan Dago. Kaka dan suamiku shalat Jumat di Masjid Salman ITB. Kemudian kami membantu Mas pindahan. Sekaligus kami pamit kepada pemilik tempat indekos dan berterima kasih telah menjadi rumah yang nyaman untuk Mas hampir 2 tahun lebih. Alhamdulillah ... Setelah beres pindahan ke rumah, kami memanfaatkan waktu luang di malam hari untuk berbincang santai dan merencanakan kegiatan esok hari.
Seperti rencana yang disusun ketika masih di Jakarta, insyaallah Teteh ingin berkunjung ke Gramedia, Ciwalk, dan PVJ. Kami senang berjalan-jalan santai di sana karena suasananya memang berbeda dengan di Jakarta. Aku juga mendapat undangan untuk meet up bersama teman-teman alumni ITB yang tergabung di komunitas Mamah Gajah Ngeblog (MGN). Rencananya akan kumpul di Jabarano Braga pada hari Senin, 30 Desember 2024. Aku juga ingin mengajak Teteh ke Lembang atau Ciwidey. Kemudian baru kembali ke Jakarta pada tanggal 2 Januari 2025.
Qadarullah ... Pada hari Sabtu, 28 Desember 2024 suamiku yang sedang bersepeda menuju ke rumah temannya mengalami kecelakaan. Sepeda yang dikendarainya masuk ke celah penutup selokan yang terbuat dari besi. Akibatnya sepeda terguling ke arah kanan dan suamiku terjatuh dengan posisi miring. Dia tergeletak di jalan beberapa menit, karena tidak bisa bangun. Tangannya sangat nyeri dan tidak bisa digerakkan.
Bersyukur jalan dalam keadaan sepi, tidak ada kendaraan baik motor maupun mobil yang melintas. Akhirnya ada bapak pengojek yang menolong dengan beberapa orang yang melintas. Mereka mengangkat suamiku ke pinggir jalan. Setelah tenang, suamiku dibantu untuk menelpon Kaka. Hmmm ... Kenapa tidak menelponku?
Kaka yang sedang menemaniku sarapan segera menuju lokasi dengan mengendarai motor. Aku merasa agak khawatir, karena suara suami walau masih terdengar jelas tetapi di belakangnya terdengar ramai suara. Salah satu kalimat yang aku dengar adalah ini tangannya takut patah.
Innalillahi wa inna ilahi rojiun ... Ya Allah semoga baik-baik saja. Begitu doaku. Benar saja ... Tak lama telpon dari Kaka memintaku untuk menuju lokasi dengan membawa mobil, karena harus membawa suamiku ke Klinik Agus Ebun yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian kecelakaan.