Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Emosi dan Moods Berpengaruh pada Pekerjaan?

16 Juni 2024   08:32 Diperbarui: 16 Juni 2024   08:38 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar iStock.

Terdapat empat dimensi kecerdasan emosi, yaitu:

1. Self-awareness sebagai kemampuan merasa dan memahami makna dari emosi diri kita sendiri dan mengenal dampaknya dengan menggunakan rasa keberanian menjadi pedoman keputusan. Mengetahui kekuatan dan keterbatasan seseorang. Merasakan harga diri dan kapabilitas seseorang.

2. Self-management sebagai kemampuan mengelola emosi kita sendiri, sesuatu yang kita semua lakukan pada suatu tingkat tertentu. Menjaga gangguan emosi dan dorongan hati terkendali. Menunjukkan kejujuran dan integritas, sifat layak dapat dipercaya. Fleksibilitas dalam mengadaptasi situasi perubahan atau mengatasi hambatan. Dorongan memperbaiki kinerja untuk memenuhi inti standar keunggulan. Kesiapan untuk bertindak dan menangkap peluang. Optimis atau melihat sisi kebaikan dari kejadian.

3. Social-awareness sebagai kemampuan merasa dan memahami emosi orang lain. Empati adalah merasakan emosi orang lain, memahami perspektif mereka dan mempunyai minat aktif dalam kepentingan mereka. 

4. Relationship management sebagai kemampuan mengelola emosi orang lain. Hal ini termasuk menghibur orang yang merasa sedih, secara emosional memberikan inspirasi anggota tim untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, membuat orang asing nyaman bekerja dengan kita, dan mengelola emosi disfungsional, emosi negatif di antara para staf yang menghadapi konflik dengan pelanggan atau pekerja lain. Membimbing dan memotivasi dengan memaksakan visi, mendukung kemampuan orang lain melalui umpan balik dan bimbingan. Kerjasama dan membangun tim serta menanamkan dan memelihara jaringan hubungan.

Mari kita pelajari juga gangguan mental yang mungkin terjadi pada pekerja. Dari sekian banyak jenis gangguan mental, beberapa yang paling sering terjadi, adalah:

  • Depresi, merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih hingga berminggu-minggu dan berbulan-bulan.
  • Skizofrenia,  gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi, delusi, serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Hal ini membuat penderitanya tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.
  • Gangguan kecemasan, merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya merasa cemas atau takut secara secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Bipolar, jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati seperti merasa sangat sedih dan putus asa dalam periode tertentu kemudian menjadi sangat senang dalam periode yang lain.
  • Gangguan tidur, merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya., seperti insomnia, parasomnia, dan narkolepsi.

Gangguan mental dapat menyebabkan komplikasi serius, baik pada fisik, emosi, maupun perilaku. Bahkan, satu gangguan mental yang tidak diatasi bisa memicu gangguan mental lainnya. Beberapa komplikasi yang bisa muncul adalah perasaan tidak bahagia dalam hidup, konflik dengan anggota keluarga, kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain, terasing dari kehidupan sosial, kecanduan rokok, alkohol, atau Napza, keinginan bunuh diri dan mencelakai orang lain, terjerat masalah hukum dan keuangan, rentan sakit akibat daya tahan tubuh menurun.

Pencegahan gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental yaitu:

  • Berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi.
  • Berbagi dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
  • Berolahraga rutin, makan teratur, dan mengelola stres dengan baik.
  • Menetapkan jadwal/ritme tidur, kedalaman tidur, durasi tidur, dan bangun tidur yang teratur setiap harinya.
  • Mengikuti latihan untuk menenangkan pikiran atau relaksasi, misalnya dengan meditasi dan yoga.
  • Tidak merokok dan tidak menggunakan Napza.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein.
  • Mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sesuai dosis dan aturan pakai.
  • Memeriksakan diri ke dokter psikiatri atau psikolog untuk menjalani skrining awal kesehatan mental, atau bila muncul gejala gangguan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun