Perkawinan ini juga sebagai perkawanan. Saling melengkapi, saling menolong, saling membantu, saling menghormati, saling menghargai, saling menyemangati, saling menutupi kekurangan, saling berbagi, saling memaafkan, saling belajar, saling mencintai, saling menyayangi, saling mendorong berbuat kebajikan, saling mencegah berbuat keburukan, saling mendoakan agar husnul khatimah, selamat bahagia di dunia dan akhirat serta kelak kembali berkumpul di jannah-Nya bersama anak-anak dan orang-orang shalih, berjumpa Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dan  Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.
Ibunda Sirriyah sebagai mertua sangat baik dan pemaaf. Beliau tak pernah turut campur urusan rumah tangga anak-anaknya. Kasih sayangnya melimpah kepada anak-anak, para menantu dan cucu. Doa terbaik selalu di langitkan dalam sujudnya pada sepertiga malam yang sunyi. Aku pernah menangis terisak saat tak sengaja melewati kamar beliau di Solo ketika liburan sekolah anak. Terdengar lirih beliau sedang berdoa untuk anak, menantu, dan cucu. Beliau sebutkan namanya satu persatu. Masyaallah ...
Aku juga berusaha menjalankan nasihat beliau, "Berbagi harta membuat kita lebih kaya, berbagi bahagia membuat kita lebih mulia, berbagi kemuliaan hati (cinta dan kasih sayang) pada sesama juga alam semesta membuat kita lebih disayang Allah. Teruslah memohon kebajikan kepada Yang Maha Agung lagi Maha Besar, walau tak diberi-Nya di dunia, pastilah di akhirat kelak kita terima." Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H