Di awali dengan mengucapkan 'Mohon maaf lahir dan batin' kepada teman-teman K-Ners ... Kali ini aku ingin berbagi pengalaman perjalanan mudik lebaran tahun ini yang berisi banyak pengalaman berharga. Ada yang bikin aku tersenyum, hingga tertawa riang. Namun, ada juga yang membuatku terharu dan menangis diam-diam.
Mudik Lebaran
Aku mendiskusikan jadwal mudik lebaran dengan suami dan 3 anakku. Maklumlah sebagai abdi negara tentu harus mengikuti jadwal cuti bersama yang telah ditetapkan. Begitu juga anak sulung yang sedang menyiapkan segala sesuatu terkait wisuda S2 di SBM ITB ada kegiatan mengambil toga dan sebagainya. Anak kedua lebih padat lagi jadwalnya untuk menulis tugas akhir dan bimbingan dengan dosennya di PWK ITB. Sedangkan anak bungsu punya agenda Ramadan di boarding school yang beraneka ragam.
Teteh, si bungsu ada kegiatan bersama Imam dari Palestina untuk shalat tarawih dan kajian Ramadan, berbagi ifthar bagi lingkungan di sekitar boarding school, santunan anak yatim, dan buka bersama orang tua. Aku turut bahagia dan terharu, selama Ramadan Teteh bisa lebih banyak tilawah Al-Qur'an lebih dari 1 juz per hari. Selain  itu, Teteh juga sedang mempersiapkan tasmi 5 juz sebelum akhir tahun akademik di kelas 10.
Baca artikel terkait: Maryam : Putriku Seorang Penghafal Al-Qur'an
Insyaallah ... Kaka, si sulung akan wisuda tanggal 27 April 2024 di Sabuga ITB dan dilanjutkan syukuran di MBA-SBM. Tentu saja aku sangat bersyukur atas pencapaian Kaka pada usianya yang ke 28 tahun telah menyelesaikan studi pascasarjana dengan hasil sangat memuaskan. Semoga ilmunya berkah dan manfaat dunia akhirat.
Baca artikel terkait: Inovasi Mahasiswa SBM ITB - Mag Fire Kompor Surya
Mas, si tengah sedang bersemangat menuntaskan tugas akhirnya dengan tema yang masih langka yaitu lansia di perkotaan. Selama satu semester, Mas harus mendalami literatur yang masih jarang di Indonesia. Penelitian terkait lansia biasanya dalam bidang kesehatan, sedangkan Mas sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITB harus terkait keilmuannya. Mas harus menambah waktu satu semester lagi untuk menyusun tugas akhir yang didasarkan pada penelitian lapangan di komunitas lansia Kota Bandung.
Aku beberapa kali diskusi bersama Mas, ternyata memang di Indonesia permasalahan lansia belum dilirik, belum diberikan porsi yang cukup, bahkan sepertinya masih diabaikan oleh pemerintah. Baik dari sisi kebijakan maupun anggaran. Mas mengatakan, "Indonesia jauh banget tertinggal dari negara Jepang atau beberapa negara di Eropa yang sudah begitu memperhatikan lansia." Aku berseloroh, "Waaahhh ... Ibu doakan semoga Mas bisa lanjut S2 ke Jepang ya, aamiin..."
Baca artikel terkait : Mau Kuliah di ITB? Ikuti Open Housenya