Jika boleh memilih tiga orang, dengan siapa teman-teman pembaca ingin buka bersama (bukber)?
"Boleh menghayal -menghalu nggak nih Teh Dewi?" tanya seorang teman di komunitas menulis saat aku chat di wag. "Apa bisa dari masa lalu atau teman lama?" tanya sohibku sejak SMA. "Pingin sih seperti jawaban Pak Anies waktu ditanya mau makan malam dengan siapa di forum FPCI," kata anakku sulung yang setia jadi teman diskusi saat ibunya sedang cari inspirasi buat menulis.
Temanku ingin bukber bareng idolanya artis K-Pop bernama Ayana Jihye Moon, Jay Kim atau Daud Kim, dan Song Bo Ra. Entah mengapa temanku ini merasa idolanya bagaikan teman lama. Aya-aya wae ya... Tak apalah kan namanya juga menghalu ceunah. Artis Korea yang beragama Islam memang tidak banyak. Ayana dan Song adalah artis berhijab yang tidak segan berdakwah lewat media sosial. Bahkan Ayana menulis buku berjudul Ayana Journey to Islam yang merupakan kisah perjalannya memeluk agama Islam. Aydin adik Ayana terinspirasi oleh kakaknya dan memutuskan untuk memeluk agama Islam juga. Sedangkan Jay Kim yang sekarang lebih dikenal dengan nama Daud Kim adalah artis K-Pop dan Youtuber yang senang berdakwah tentang kebaikan agama Islam. Barakallah ...
Bukan apa menu bukanya loh... Tapi dengan siapa bukbernya itu yang penting.
Sohibku lain lagi kepingin banget bukber bareng salah seorang sahabatnya yang sudah tiada. Itu juga kalau bisa memutar waktu. Duuuhhh ... Kok aku jadi ikut melow ya. Jadi ceritanya dia pernah punya kisah mengharukan dengan tiga orang. Pertama, almarhum suaminya yang meninggal diusia pernikahan yang belum genap dua tahun, karena sakit gagal ginjal dan jantung koroner. Kedua, anak angkatnya yang meninggal masih diusia balita karena sakit hidrosefalus. Ketiga, sahabatnya yang meninggal setelah berjuang melawan kanker sampai harus amputasi kaki. Ya Allah ... Aku tahu dan bisa merasakan betapa sedihnya sohibku ini dengan kejadian yang menimpanya secara berurutan. Sampai-sampai dia trauma dengan rumah sakit. Namun, rasa kangennya sering membuncah di bulan Ramadan. Keinginannya untuk bisa makan bersama dengan orang-orang kesayangannya semoga kelak bisa terjadi di surga-Nya. Al-Fatihah ...
Nah ... Beda lagi nih keinginan bukber anakku sulung. Dia ingin bisa makan bersama Shalallaahu Alaihi Wassalaam.  Aku jadi ikutan kepingin juga jika bisa bukber bersama  Nabi Muhammad seperti jawaban Pak Anies di forum FPCI. Bagaimana kita bisa berjumpa Baginda Nabi? Tentu saja sebagai umat Islam sangat merindukan untuk kelak berjumpa dengan Muhammad Rasulullah. Oya ... Menu buka puasa Beliau sangat sederhana, cukup meneguk air putih dan memakan beberapa butir kurma.
Baca artikel terkait di sini: All About Dates, Food of The Prophets
Bila membaca buku sirah nabawiyah pastinya kita akan sangat ingin menjadi orang yang duduk dekat Rasul yang mendapatkan julukan Al-Amin ini. Terdapat tiga peristiwa besar dan bersejarah dalam bulan Ramadan yang menginspirasi umat Islam. Pertama turunnya lima ayat pertama dari surat Al-'Alaq melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah. Kedua Rasulullah dan umat Islam memenangkan perang Badar melawan kafir Quraisy. Ketiga Rasulullah bersama umat Islam menaklukkan Kota Makkah. Masyaallah ...
Selain itu orang kedua adalah Rasyid Ridha seorang jurnalis dan tokoh pembaharuan Islam yang menjadi nama tengah anakku. Satu karya beliau yang terkenal dan dikagumi oleh umat Islam hingga sekarang adalah Al-Qur'an Al-Hakim atau tafsir Al-Manar. Karya ini ditulis bersama guru beliau Muhammad Abduh. Pemikiran beliau menjadi rujukan dari para tokoh Muhammadiyah di Indonesia.Â
Kemudian orang ketiga, adalah Ibnu Rusyd atau Averroes. Waaahhh ... Ini nama belakang anakku yang aku berikan selain untuk menghormati bapak mertua yang bernama Roosdi, juga ingin meneladani tokoh ilmuwan muslim yang ahli di bidang akidah, kedokteran, fisika, astronomi, filsafat, linguistik, dan hukum. Ibnu Rusyd lahir di Kordoba, Spanyol sebuah kota peradaban Islam yang terkenal. Beliau pernah menjabat sebagai dokter istana khalifah dan menulis beberapa buku di bidang kedokteran. Buku yang paling terkenal berjudul Al-Kulliyah fit-Thibb (Prinsip Umum Kedokteran) terdiri dari 7 jilid. Isi bukunya adalah membahas soal anatomi, fisiologi, patologi umum, diagnosis, obat-obatan, kebersihan, dan pengobatan umum. Kelak buku ini diterjemahkan dalam Bahasa Latin dengan judul Colliget dan menjadi salah satu buku teks kedokteran di Eropa selama berabad-abad.
"Bu ... Boleh tambah satu orang lagi kah?" tanya anakku. "Hhhmmm ... Siapa lagi Ka?" aku balik bertanya. "Nabi Ibrahim," jawabnya sambil tersenyum. "Kan nama depanku Ibrahim."
"Oke deh! Boleh-boleh saja. Ini kan sedang berandai-andai ya Ka," kataku sambil sibuk mengaduk telur yang dicampur dengan daun kelor. Aku mau buat telur dadar dan sayur bening si super food -daun kelor yang dipanen dari halaman depan rumah.
Baca artikel terkait di sini: Daun Kelor Si Super Food, Menu Favorit Buka Puasa dan Sahur
Nabi Ibrahim adalah bapak para Nabi yang memiliki sifat hanif atau teguh hati. Kisahnya yang tertulis indah di dalam Al-Qur'an menjadi inspirasi bagi umat Islam ketika berhadapan dengan penguasa yang dzalim. Penguasa yang tidak beriman dan bahkan dengan angkuh ingin diakui sebagai tuhan. Patung-patung sesembahan atau berhala sengaja dibuat untuk mengelabui rakyat. Jika ditarik kepada era kekinian patung-patung sesembahan atau berhala itu serupa dengan gambaran hawa nafsu manusia yang tamak -rakus akan dunia.Â
Orang-orang yang menjadi pemimpin tetapi haus kekuasaan, lapar kekayaan, dan selalu tidak puas dengan apa yang ada. Kemudian mereka berkhianat kepada Tuhannya, Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Terpuji. Mereka menindas rakyat dan melanggar prinsip keadilan serta menabrak etika hukum. Nabi Ibrahim tidak gentar. Beliau melawan sang penguasa Raja Namrud. Walau harus menghadapi kobaran api dan dibakar hidup-hidup, Nabi Ibrahim selalu percaya -yakin akan pertolongan dari Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemberi Karunia.
Begitulah latar mengapa aku memberi nama anakku sulung Ibrahim. Semoga teladan dari Nabi Ibrahim menjadi karakter dari anakku. Semoga di era yang serba hantam kromo terhadap keadilan ini, anakku bisa tegar menjalaninya dalam lindungan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah.
Empat orang yang tadi anakku sebutkan sudah tiada dan mungkin semacam ungkapan rasa ingin dekat dengan orang-orang yang memberikan teladan dan inspirasi kehidupan.Â
Aku tanya lagi, "Jika dengan orang yang masih hidup Kaka ingin bukber dengan siapa?" Anakku bilang, "Bukber dengan teman-teman lama saat pesantren sepertinya seru ya Bu..." Sedangkan aku sih mau bukber dengan teman-teman lama saat kuliah sekalian ngobrolin rencana kegiatan reuni alumni ITB89 yang ke-35 tahun ini. Sepertinya juga seru.Â
Baca artikel terkait di sini: Â Pulang Kampus Alumni ITB, Lets Connect The Dots
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H