Apakah kita bisa hidup benar-benar sendiri? Hidup tanpa bantuan dari orang lain? Alangkah sombongnya bila kita merasa demikian! Begitupun aku ... Bila tak sering-sering diingatkan tentu akan sering merasa tak membutuhkan orang lain. Itulah pentingnya muhasabah diri pada sepertiga malam.
Marilah kita renungkan dalam-dalam ... Kenyataannya sejak lahir ke dunia ini, begitu banyak bahkan tak terhingga pertolongan orang lain datang kepada diri ini. Orangtua -Mamah dan Bapa yang begitu tulus merawat dan menemani tumbuh kembang hingga dewasa. Bahkan setelah berumah tangga dan memiliki anak pun, mereka tak pernah hilang rasa kasih dan sayangnya.Â
Penuh perhatian dan senantiasa melimpahkan doa-doa terbaiknya. Sedih hatiku bila mengingat belum banyak berbakti kepada Bapa yang telah wafat saat usiaku 28 tahun. Al-Fatihah dan doa-doa terbaik untuk Mamah dan Bapa juga semua orang yang telah berbuat baik kepadaku.
Setelah menikah pada usia 23 tahun, aku dikaruniai suami yang baik hati. Suami terkasih pun adalah teman seperjalanan mengarungi kehidupan bersama anak-anak. Alhamdulillah ... Kini sudah 27 tahun kami bersama dalam suka duka. Senantiasa berbagi dan bergandengan tangan bersama.Â
Tawa tangis menghiasi indahnya rumah tangga. Saling menghormati, memuliakan, dan tolong menolong dalam kebaikan. Pelukan hangat sebagai ucapan terimakasih membuat ikatan perkawinan ini semoga senantiasa sakinah mawahdah warahmah, aamiin ... Doa-doa terindah di langitkan untuk anak-anakku tersayang di sini.Â
Aku pun merasa betapa para pengasuhku saat aku kecil begitu baik hati. Mereka memasak, mencuci baju, juga menemani aku bermain. Saat ini pun asisten rumah tanggaku benar-benar membantuku dan membuat aku punya waktu serta kesempatan beraktifitas di luar rumah.Â
Guru-guru di sekolah tiada terhingga jasanya mengembangkan potensi diri. Kerabat dan sahabat tentu tak luput dari interaksi dengan diri ini dan membantu menjadikanku sebagai pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Lihat lebih dalam lagi ... Perhatikan detik, menit, jam yang telah kita lalui. Semenjak bangun pagi, ketika hendak menanak nasi. Ingatlah aku pada kerja keras para petani. Berpeluh berpanas terik agar padi tumbuh subur dan menghasilkan beras berkualitas.Â
Begitupun lauk pauk datang dari para nelayan, pembuat tahu tempe, peternak, dan pedagang kecil di pasar tradisional. Mereka semua berpayah lelah menyediakan bahan pangan tentu bukan semata mencari penghasilan. Namun ada panggilan hati untuk membantu sesama mendapatkan kebutuhan pokok hidupnya. Terimakasih dan doaku untuk kebaikan mereka.