Tahun ajaran baru sudah dimulai bagi para mahasiswa di perguruan tinggi. Baik mahasiswa baru maupun mahasiswa di semester lanjut bertanya-tanya: "adakah cara untuk sukses, namun tetap puas dan bahagia dalam waktu bersamaan?" Seringkali aku juga mendapatkan pertanyaan bagaimana bisa sukses belajar sekaligus tetap bahagia menjalani prosesnya? Adakah cara menggapai sukses sekaligus bahagia?
He3 ... Aku tentu saja sangat tertarik dengan pertanyaan tersebut. Dan balik bertanya: "Apakah selama ini para mahasiswa kurang bahagia menjalani kehidupanya? Atau merasa tidak sukses saat menempuh proses belajar di kampus masing-masing?"Â
Kebetulan aku memiliki dua orang anak yang sedang menempuh kuliah pascasarjana dan tingkat akhir di Institut Teknologi Bandung (ITB). Aku juga dosen di Universitas Catur Insan Cendikia (UCIC) Cirebon yang mengampu beberapa matakuliah dan membimbing tugas akhir. Aku coba jabarkan tentang empat jalan yang dapat ditempuh mahasiswa agar kesuksesan seiring berdampingan dengan kebahagiaan.
Jalan Pertama
Pahamilah bahwa kadangkala kita sendiri yang membuat rasa tidak bahagia itu. Penting bagi kita mempelajari, memahami, dan mengelola serta memimpin dinamika batin diri sendiri untuk mencapai puncak kinerja. Dalam hal ini adalah kinerja sebagai mahasiswa. Baik kinerja akademis maupun non akademis, seperti organisasi intra kampus atau kegiatan ekstrakurikuler.Â
Sebagai contoh di ITB ada organisasi mahasiswa di setiap jurusan, seperti IMA-Gunadharma di jurusan Arsitektur dan HMP 'Pangripta Loka' di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Ada banyak juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dapat diikuti sesuai minat dan bakat. Di antaranya: Lingkung Seni Sunda (LSS), Liga Film Mahasiswa (LFM), Pramuka, Unit Selam Nautika, Loedrok, dan cabang olahraga seperti sepakbola, basket, voli, dsb.
Jangan sampai hilang apa yang disebut inner dynamics dalam diri kita. Kinerja yang berkelanjutan dan mengalami kepuasan batin itu menjadi penting. Pastinya kita pernah mengalami sampai di puncak tetapi pada saat yang bersamaan memendam rasa takut kalah atau kehilangan (fear or loosing).
Berdasarkan penelitian, ketakutan dapat meningkatkan kinerja seseorang. Caranya dengan membangkitkan adrenalin. Sayangnya hal tersebut bersifat sementara. Jadi, kunci utama yang tepat adalah kita ubah motivasi dari takut kehilangan menjadi senang mengerjakan (joy of doing).
Jalan Kedua
Kenyataannya kita begitu juga mahasiswa kebanyakan bersikap reaktif. Mengapa demikian?Â