Saat kuliah di jurusan Teknik Arsitektur ITB medio 90-an, masjid Salman adalah tempat favoritku.Â
Selepas penat dari satu matakuliah ke matakuliah lain dan mengasah keahlian di studio, aku pasti bergegas ke masjid Salman. Suasananya nyaman. Aku berwudhu dan merasakan sejuk air menetes di wajah. Kaki melangkah menuju ruang utama, menapak lantai kayu yang hangat. Indahnya bersujud kehadirat Illahi Rabbi, Dia-lah Allah Yang Maha Baik lagi Maha Mulia, yang telah memberiku karunia untuk dapat belajar di kampus tercinta.Â
Arsitek masjid  Salman ada lulusan ITB bernama Ahmad Nu'man. Masjid yang dibangun atas prakarsa Presiden Soekarno, sebagai salah satu alumni ITB, memiliki ciri khas arsitektur yang bersahaja.  Desain ruang shalat tanpa tiang dengan atap beton tak berkubah. Pada tanggal 28 Mei 1964, Bung Karno memberi nama "Salman" dan menyutujui rancangan gambar masjid ini
Setiap hari, walau bukan waktu shalat, suasana masjid Salman senantiasa ramai oleh jamaah yang sebagian besar adalah mahasiswa ITB. Selepas lulus kuliah dan menikah, aku sering mengajak anak-anak mampir ke kampus dan shalat di masjid Salman. Anakku bungsu, Teteh punya kesukaan tersendiri loh! Di kampus banyak kucing gendut, ternyata di masjid Salman juga banyak kucing lucu. Waaaahhh ... Tambah betah saja berlama-lama di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H