Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masjid Keramat Pelajau Barabai, Saksi Cerita Rakyat Melawan Penjajah Belanda

10 Januari 2021   17:29 Diperbarui: 10 Januari 2021   17:32 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja yang sejuk di teras rumah pamanku, Mang. Terasnya keren loh! Ada di atap rumah, namanya roof top. Berdiri sebuah gazebo unik dari kayu jati dengan atap rumbia. Sekelilingnya tumbuh berbagai tanaman hias nan cantik. Istri pamanku, biasa aku panggil Bibi adalah orang Banjar Kalimantan Selatan. Sambil minum teh dan cemilan, kami berbincang-bincang tentang cerita rakyat dan sejarah perkembangan agama Islam.

Mang senang cerita rakyat seperti Kabayan, sedangkan Bibi bercerita tentang masjid-masjid bersejarah di Kalimantan Selatan. Ada satu masjid yang dinamai Masjid Keramat Palajau.

Awal mula didirikannya masjid ini telah dicatat sejarah. Masjid Keramat Palajau didirikan setelah datang utusan Raden Fatah dari Kerajaan Islam Demak. Para utusan bersama pangeran dari Kerajaan Banjar menyusuri Sungai Negara (Hulu Sungai Selatan). Lanjut ke Sungai Buluh dan Ilir Pemangkih atau Hulu Sungai Tengah. Hingga sampailah ke Sungai Palayarum di Desa Pelajau untuk mendakwahkan ajaran Islam. Mereka membangun masjid bersama-sama. Bergotong-royong dengan penduduk setempat. 

Masjid Keramat Palajau adalah saksi cerita rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajah Belanda. Bukti dari perjuangan masyarakat Barabai melawan penjajah Belanda telah dicatat dengan tinta emas. Betapa masjid selalu menjadi tempat berkumpulnya para pejuang melawan penjajah. Penting sekali peran masjid bagi masyarakat Pelajau yang taat beribadah dan agamis. 

Penjajah Belanda selalu khawatir dan takut dengan perkembangan agama Islam di berbagai pelosok tanah air. Mengapa ? Karena para pejuang lahir dari masjid-masjid. Bahwa nilai-nilai Islam tentang persamaan derajat manusia, tidak boleh ada kedzaliman apalagi penjajahan atas manusia dan tanah air bangsa lain menjadi semangat untuk terus berjuang mengusir penjajahan dari bumi nusantara.

Tipu daya dan siasat pecah belah serta iming-iming kekuasaan bagi yang pro-penjajah. Jadilah banyak juga para pengkhianat yang justru berpihak kepada penjajah. Mereka tega menusuk dan menikam saudaranya sendiri demi keuntungan pribadi.

Asal kata Palajau adalah kisah sungai Palayarum yang dahulu merupakan satu-satunya urat nadi perhubungan. Sungai ini dapat dilayari oleh para pedagang. Mereka tidak hanya berdagang, tapi juga berdakwah menyiarkan agama Islam. Nah ... Di tepi sungai inilah di tempat yang disebut Pelajau tumbuh sebatang pohon kayu besar yang rimbun. Lalu di bawah pohon tua itu dibangun tempat peristirahatan yang sangat sederhana. Akhirnya  pohon kayu tersebut kemudian dinamai juga Pelajau.

Ciri khas arsitektur masjid Palajau adalah atap bersusun tiga. Atap ini mirip dengan desain masjid di tanah Jawa. Tiang penyangga atau kolom bangunan utama terdapat ukuran berbahasa Jawa. Masjid yang didirikan pada abad ke-14 ini menyimpan nama-nama para pendirinya di tiang menara.

Setelah Bibi selesai bercerita, Mang bergurau. 'Ooohhh ... Ternyata cinta bersemi antara Jawa dan Kalimantan Selatan sudah sejak abad-14 ya ? Ha3 ...' Dulu saat melamar Bibi ada peristiwa yang bikin Mang deg deg-an. Jantung berdebar kencang takut lamarannya ditolak. Apakah itu ? Ternyata ... Mang diminta untuk membaca Al Quran sekaligus ditest hafalan surat-surat pendek. Secara waktu itu menurut Mang bacaan Al Qurannya tidak begitu lancar dan hafalannya hanya sedikit. Syukurlah ... Lamaran tetap diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun