Sedari kuliah semester pertama, anakku sudah senang berbisnis. Semangatnya tumbuh dengan melihat peluang dari sekelilingnya.
Mahasiswa di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ternyata banyak yang belum sarapan saat harus mengejar kuliah pagi. Teng jam 7 kadang sudah harus di kelas. Nah ... Anakku punya ide untuk menjual nasi uduk, lengkap dengan orek tempe dan dadar telur. Dia sudah memasak sejak sebelum subuh. Rice cooker yang sedianya hanya untuk masak nasi sendiri, ternyata bermanfaat untuk memasak nasi uduk 20 porsi kecil. Kompor gas satu tungku bisa membantu membuat orek dan dadar telur sambil menunggu nasi uduk matang.
Alhamdulillah ... Jualannya laku. Bahkan ada juga dosen yang membeli nasi uduk anakku. He3 ... Ibrahim Rasyid Ridho Rusydi, Kaka jadi terkenal sebagai tukang nasi uduk Fapet. Aku yang terharu ... Waktu ku tanya, 'Apa Kaka kekurangan uang saku dari Ibu dan Bapa ?'. Masya Allah ternyata bukan karena itu dia berjualan. Tapi karena kepingin menolong teman-temannya yang kesulitan mencari sarapan di pagi hari. Kalau tidak sarapan bakalan gampang sakit dan badan kurang fit mengikuti perkuliahan.
Lanjut semester berikutnya. Kaka meminta ijin ditambahkan modal karena mau jualan alat dan bahan untuk praktikum laboratorium di fakultasnya. Dan persiapan untuk adik-adik angkatan agar bisa membeli dengan mudah dan lebih murah. Senangnya dia bisa jualan sambil membantu adik-adik angkatan.
Kaka mulai ikut komunitas bisnis untuk pemula. Mentornya mengenalkan tentang semangat kewirausahaan berbasis sosial. Nama kerennya socioentrepreneur. Jadilah Kaka mulai mengontrak rumah dan memanfaatkan halaman belakang untuk little farm. Kandang ayam kampung umbaran skala rumah tangga. Berkembang usahanya dengan baik. Walau ada saja kendala seperti padatnya waktu kuliah. Ayam yang mati mendadak karena kehujanan. Atau harga pakan yang naik terus tidak pernah turun.
Saat menjalankan usaha itu Kaka mengikuti berbagai lomba. Salah satu lomba berhasil menjadi juara pertama di tingkat nasional. Berkat ayam kampung umbaran jadi terkenal.Â
Tugas akhir Kaka juga tentang analisis usaha ayam kampung. Waaahhh ... Benar-benar mendalami nih! Kegigihan Kaka berusaha mengembangkan ayam kampung umbaran walau dalam skala rumah tangga berhasil memenangkan hibah dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian, PWMP dimenangkan oleh Kaka. Dana hibah untuk tahun 2020 dapat digunakan untuk melanjutkan usaha ayam kampung umbaran ini dengan produk pasca panen.
Sebagai pelaku UMKM milenial, Kaka masih terus mengembangkan diri dan juga usahanya. Semoga dengan upaya Kompasiana untuk memajukan UMKM sebagai upaya menyelamatkan ekonomi Indonesia dan melahirkan keluarga tangguh bisa berhasil guna.Â