'Teh ... Tebak-tebakkan yuk!' ajakku kepada Teteh, Maryam Alliya Al Kindi.
Anakku menoleh dan matanya berbinar. Dia seneng kalau diajak permainan asah otak ini h3 ... Karena sering menang, jitu menebak pertanyaan ibunya.
'Lampu apa yang menyalakannya harus di pompa ?',Â
Keningnya berkerut. Siiikkk asyiiikkk sepertinya tidak bisa jawab nih. Lama juga Teteh mencoba menebak tapi masih belum betul.
'Jawabannyaaaa ... Yuk! Kita kep pasar antik di dekat Mangkunegaran.' jawabku sambil mengucek rambutnya.Â
'Lets go Teteh! ... Mumpung di Solo',Â
Anakku bergegas ganti kostum lengkap dengan jilbabnya. Aku dan Teteh memilih naik becak untuk menuju pasar Triwindu. Pusatnya barang antik dan kuno khas Mangkunegaran.Â
patromaks, setrika arang, radio, dan televisi tabung hitam putih. Juga sepeda onthel, alat takar minyak tanah, mesin ketik manual, serta barang kuno lainnya.Â
Alhamdulillah ... Kali ini bisa mengajak Teteh menjejak masa lalu di pasar Triwindu Solo. Seru berburu barang antik yang tak lagi digunakan anak Gen- Z. Ada lampu cempor,Aku Gen-Z lahir tahun 70-an masih merasakan memakai patromaks di rumah nenek di desa kaki gunung Ciremai. Mamahku masih menyetrikan menggunakan setrika arang. Kompor minyak tanah juga masih dipakai untuk memasak. Sedangkan Teteh yang lahir bertemunya kompor gas, setrika listrik, handphone, laptop, televisi layar datar, kamera dslr, dan lampu led.Â
Iiihhh ... Mana tahu ada lampu yang harus di pompa dulu sebelum menyala ?