Kelok jalan menuju tepian Samudera Hindia ku nikmati dari belakang kemudi Mobilio gold. Si cantik kesayangan duduk manis di sebelahku asyik memandang pepohonan hijau. Dinding bukit batu. Sesekali melongok menatap awan putih berarak di langit biru.
Sambil berbincang tentang indahnya alam Indonesia dan bersyukur atas segala karunia Allah Yang Maha Agung lagi Maha Kuasa. Aku tetap konsentrasi menyetir. Kadang jalan tetiba menyempit dan kiri kanan bergantian bertemu jurang dalam. Atau berpapasan truk mengangkut hasil panen yang melebihi kapasitas. Iiihhh ngeri-ngeri sedap deh! Kalau disusul motor yang ngebut ... wuuussss ... Â Aku harus mengerem perlahan. Hi3 aku tuh supir alon-alon asal kelakon. Gak suka ngebut. Kenceng sih boleh tapi lihat dulu situasi.Â
Jalan semakin menurun tanda sudah memasuki area dekat pantai nih. Benar saja tampak penanda arah pantai Baron di sebelah kanan. Mobil pun menuju lapangan parkir yang rimbun. Rencananya aku akan menginap semalam di Baron, agar besok bisa lanjut mengunjungi pantai Indrayanti yang berjejeran sepanjang pantai selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keunikan pantai Baron adalah cekungan yang diapit dua bukit karang. Teluk berbentuk U menjadikan suasana pantai Baron nan eksotik. Di sisi Timur ada menara suar kokoh berdiri menghadap luasnya samudera. Mercusuar Tanjung Baron setinggi 40 meter dibangun tahun 2014.
Deretan perahu nelayan siap berlayar nanti malam. Sayang ... Sore hari air sedang pasang. Jadi Teteh Maryam Aliyya Al Kindi harus bersabar menanti esok pagi. Losmen tempat menginap kecil saja. Namun bersih dan nyaman. Ada pilihan kamar ber-AC atau kipas angin. Air mandi juga ada yang hangat atau dingin. Harga sesuaikan saja dengan tebalnya dompet. Ha3 ...Â
Makan malam kudu seafood nih. Murah meriah dan kenyang. Bisa pilih ikan bakar, cumi, rajungan, kerang, atau udang. Pelayanan warungnya juga ramah, apalagi kalau kita bisa berbahasa Jawa. Pasti diajak ngobrol akrab.
Selesai shalat subuh, aku dan Teteh bergegas menuju pantai. Alhamdulillah ... Air sudah surut. Kami girang bukan kepalang. Langsung deh nyebur ke air laut yang hangat. Bermain pasir dan berendam air laut sepuasnya. Kebetulan pantai sedang sepi. Rasanya bagai pantai pribadi.