Hutan buatan di tengah kota Bogor dibangun pada masa Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) bertahta tahun 1474 - 1513. Hutan buatan ini sempat terbengkalai, hingga pada abad ke-18 Cappellen sebagai gubernur jenderal membangun rumah peristirahatan di salah satu pojok hutan buatan ini. Hutan pun menjadi Kebun Raya Botani.Â
Teteh Maryam Aliyya Al Kindi ditemani Kaka dan para sepupu menyempatkan waktu jalan-jalan sambil belajar di Kebun Raya Bogor. Sepupu soulmatenya Teteh bernama Neng Raihana Alifia Sulaeman. Serunya liburan sambil belajar di sini.
Udara segar dan hamparan hijau rumput juga wangi dedaunan membuat kami betah berlama-lama di sini. Kami masuk dari pintu gerbang utama yang dihiasi patung singa yang gagah. Teteh sempat berpose seperti menunggang singa ha3 ... Terinspirasi film Narnia : Susan dan Lusi yang menaiki Aslan -singa raja di Narnia.
Ada peta lokasi yang besar didekat halte mobil wisata yang disediakan oleh pengelola. Kami jadi tahu di mana nanti akan berhenti untuk mengunjungi lapangan dekat kolam teratai. Oya ... Teteh juga ingin menikmati kuliner khas Kebun Raya Bogor yang konon restorannya sempat dijadikan lokasi ngobrol antara Obama presiden Amerika Serikat dan Jokowi presiden Indonesia. Iiihhhh jadi penasaran nih ?!
Mobil wisata yang kami tumpangi murah saja tarifnya. Nyaman dan asyik loh! Berkeliling Kebun Raya Bogor sambil mendengarkan penjelasan dari pengemudi sekaligus pemandu wisata. Mobil ini didesain tanpa jendela alias full ac -angin cemilir hi3 ... Jadi tambah seru dong perjalanan kami menikmati jalanan yang berkelok di antara pepohonan ribuan spesies wooowwww ... Keren banget kan ?. Kebetulan tahun 2017 Kebun Raya Bogor yang ke-200.Â
Kami turun di dekat lapangan rumput karena ingin berfoto di dekat pohon-pohon raksasa. Lihat saja perbandingan akar pohon dan tubuh Teteh. Ceruk di batang bawah bisa dipakai sembunyi tuh ha3 ... Serunya kami bergantian mengambil pose terbaik. Selanjutnya kami berjalan kaki menuju kolam teratai raksasa. Banyak sekali di Kebun Raya Bogor tanaman berukuran raksasa. Daun teratai berbunga ungu dan putih diameternya hingga 1 meter. Konon kalau ada bayi ditidurkan di atasnya tak akan tenggelam.Â
Hamparan hijaunya rumput yang begitu luas membuat kami semua girang. Kami berlarian dan saling berkejaran hingga mendekat ke bangunan restoran. Lumayan bakar kalori sebelum menyantap makanan. Grand Garden begitulah nama restoran berinterior klasik yang nyaman. Â
Oya ... Bersyukur pengunjung tidak begitu ramai. Kami bisa memilih lokasi persis di pinggir pagar sehingga bisa memandang ke arah lapangan rumput dan melihat pepohonan hijau di kejauhan.