Terwujudnya Indonesia cerdas melalui gemar membaca dan memberdayakan perpustakaan. Itulah visi Perpustakaan Nasional Indonesia yang aku baca di laman resmi perpusnas.go.id. Aku pun semangat mengajak Teteh Maryam Aliyya Al Kindi berkunjung ke Perpusnas pada hari Sabtu. Hari lain kan Teteh sekolah ... He3 ... Ini pengalaman sebelum Covid-19 melanda Indonesia loh!
Gedung Perpusnas dekat dengan halte Transjakarta Balaikota DKI Jakarta. Jadi ... Kami menggunakan moda transportasi publik menuju ke sini. Nyaman, aman, bersih, murah, dan anti macet. Slogan itu menjadi andalanku agar Teteh senang memanfaatkan fasilitas umum ini. Sekitar satu jam perjalanan dari halte PGC Cililitan menuju halte Harmoni. Selanjutnya berganti arah ke Pulogadung. 10 menit saja sudah sampai di depan gedung yang indah ini.
Bangunan depan Perpusnas adalah bangunan bergaya kolonial yang tetap dirawat dan dipertahankan keasliannya. Tiang besar dan tinggi menyambut kami. Di ruang pertama ada meja kursi antik yang boleh diduduki oleh pengunjung. Kami berjalan menuju koridor yang di kiri kanannya ada ruang pameran instalasi.Â
Perpusnas memiliki misi terwujudnya layanan prima, terwujudnya perpustakaan sebagai pelestari khazanah budaya bangsa, dan terwujudnya perpustakaan sesuai standar nasional. Waaahhhh ... Pantas saja pelayanan di sini sangat baik. Petugasnya ramah. Ruangan-ruangan juga bersih dan wangi. Buku-buku tertata rapi.
Gedung utama Perpusnas setinggi 126.3 meter ini adalah bangunan perpustakaan tertinggi di dunia. Total ruang adalah 27 lantai dan 3 lantai bawah tanah. Ruang baca anak ada di lantai 7.Â
Kami menaiki lift menuju ruang baca yang nyaman. Dilengkapi pendingin udara dan dinding dengan gambar unik khas anak-anak. Koleksi bukunya lengkap. Teteh asyik berkutat dengan buku favoritnya seperti KKPK dan Ensiklopedia Sains.
Oya ... Kami tidak hanya tidak hanya sekali saja berkunjung ke Perpusnas. Pernah sekali watu liburan sekolah, aku mengajak para sepupu Teteh yang juga hobi membaca. Wisata edukasi di Perpusnas adalah pilihan tepat. Kali lain, aku mengajak sahabat Teteh untuk main sambil belajar di sini. Menularkan virus cinta membaca itu perlu dilakukan sedari dini.Â