Seneng motret ?! ... Wah ... Jangan sampai melewatkan sensasi nge-jepret bangunan kolonial yang sarat kisah unik. Juga membidikkan kamera menangkap aksi model dengan latar indahnya deretan pintu jendela -yang apa benar ada 1000 : sewu itu artinya seribu.
Di sela menemani dinas suami Rachmad Aziz Mucharom, aku ajak anakku bungsu -Teteh agar bisa mobileschooling. Ya ... Prinsipku belajar itu bisa di mana saja dan kapan saja. Jadi sesekali ijin kepada Guru dan Manajemen Sekolah untuk selama 3 hari belajar di luar sekolah. Kesempatan ke Semarang juga sekaligus mengikuti Sidang Promosi Doktor dari Abu Bakar Akbar (kaka suami) di Universitas Diponegoro.
Teteh Maryam Aliyya Al Kindi tentu senang sekali bisa berkunjung ke kota Semarang. Kami menginap di hotel Harris karena dekat dengan kampus dan dekat dengan pusat kota.Â
Aku dan anakku sengaja naik becak menuju Lawang Sewu. Di Jakarta kan tidak ada lagi alat transportasi unik ini. Sampai di pintu masuk, kami diarahkan menuju loket pembayaran dan membeli tiket. Murah meriah ... Lalu kami masuk menyusuri dalam bangunan. Hhhmmm ... Suasananya adem banget. Agak gamang sih ... Apalagi anakku kan agak sensitif gitu. Tapi aku ajak untuk selalu berdzikir dalam hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Dari arah pintu masuk, Kami menuju sisi luar dan melewati koridor dalam yang diapit ruang-ruang yang sebagian dijadikan museum. Sayangnya saat itu lantai dua ditutup. Jadi hanya sempat berfoto di tangga besar menuju ke lantai atas.Â
Selanjutnya Kami memasuki pintu yang mengarah ke sisi halaman dalam. Deretan pohon kamboja kuning juga menambah indahnya bangunan dengan tiang-tiang besar menyangga koridornya. Pintu jendela berwarna coklat tua didesain berjalusi. Secara teknis ... Pintu jendela jalusi dan atap langit-langit yang tinggi memang cocok untuk bangunan di daerah tropis seperti Indonesia.Â
Saat memilih kostum untuk berkunjung ke Lawang Sewu, Â anakku mengusulkan menggunakan warna putih tulang dikombisnasikan dengan warna hitam. Ternyata cocok sekali ... Eeehhh ada bakat nih jadi desainer dan penata gaya. He3 ...
Foto keren banyak kami hasilkan. Ya begitulah kalau Ibu dan Anak sama-sama suka menenteng kamera dan jeprat-jepret. Â Seringnya sih aku persilahkan Teteh untuk bereksplorasi dan bereksprerimen. Sesekali aku minta Teteh jadi modelnya.Â
Sore harinya, Kami menghadiri acara di Gedung Fakultas Ilmu Ekonomi hingga menjelang maghrib. Alhamdulillah ... Sidang pun ditutup dengan pengumuman yudisium. Sangat Memuaskan dan berhak menyandang gelar Doktor ilmu Ekonomi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Selamat semoga ilmunya berkah dunia akhirat ya ... Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H