Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Duta Besar Australia Berbatik di Konferensi Internasional 'The Knowledge Sector' 2012

8 Oktober 2012   14:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Australian AID menggagas sebuah kegiatan konferensi internasional bertajuk 'The Knowledge Sector Conference 2012 : Tracing Indonesia's New Path Revitalising Knowledge to Reduce Proverty' pada tanggal 2-4 Oktober 2012. Pembukaan acara di hadiri oleh Duta Besar Australia, Jacqui De Lacy (AusAID Indonesia), Prof.Dr.Pratikno,M.Soc.Sc (UGM), Anies Rasyid Bawesdan Ph.D (Universitas Paramadina), Dr. Denny Indrayana. Prof. Dewi Fortuna Anwar Ph.D, Prof. Fasli Jalal Ph.D, Edwin Utama, Rizal Sukma, Nicolas Ducote (Buenos Aires, Argentina), Martine Letts (Lowy Institute Australia), Yuna Farhan, dan 50 partisipan perwakilan organisai LSM, perguruan tinggi, dan lembaga riset seluruh Indonesia. Tanggal 2 Oktober bertepatan dengan hari Batik Nasional diapresiasi oleh para peserta termasuk Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty tampil dengan busana batik. Jadilah ruang ballroom hotel Aryaduta Jakarta menjadi semarak dengan aneka ragam batik Indonesia.

13496781001364070336
13496781001364070336
Greg Moriarty menjadi pembicara kunci dan menyampaikan tema 'Indonesia at the Crossroads' - Indonesia dipersimpangan jalan. Kondisi Indonesia saat ini adalah waktu yang tepat untuk segera meningkatkan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi sehingga memberikan manfaat dan kesempatan kepada semua orang. Masyarakat Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk menjawab tantangan ekonomi yang ada sehingga dapat memperkuat kesehatan dan pendidikan yang ada. Namun, kenyataannya Indonesia belum menjadi tempat pilihan bagi investasi khususnya di bidang riset, karena Indonesia masih dalam posisi kritis. Indonesia perlu meningkatkan alokasi dana riset terutama dana pendidikan agar sistem pendidikan menjadi lebih baik dan mampu menjawab tantangan yang ada. Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Bawesdan mengungkapkan bahwa dalam pendidikan ada jurang yang cukup dalam antara teori dan implementasi. Sebagai pendiri gerakan Indonesia Mengajar, Anies menggarisbawahi bahwa harus melibatkan masyarakat luas untuk bisa menjangkau masyarakat berbasis pengetahuan. Pendekatan progmatik dimana masyarkat ikut berperan serta dalam hal ini. Indonesia membutuhkan kepemimpinan dan pemimpin harus memiliki karakter yang kuat, bukan sekedar bergelar akademik saja. Pemimpin harus memiliki keberpihakan kepada masyarakat terutama yang masih miskin serta jauh tertinggal dari sisi pendidikan dan kesehatan.
1349679386755290009
1349679386755290009
Sesi pertama diskusi dimoderatori oleh Irma Natalia Hutabarat dengan tema 'Knowledge and Indonesia's Future Prosperity'.  Pengetahuan dan kemakmuran masa depan Indonesia adalah untuk menyoroti mengapa pengetahuan (berinvestasi dalam pendidikan dan penelitian) adalah penting untuk pembangunan masa depan Indonesia itu. Sesi ini dapat mencakup topik seperti mengapa pengetahuan adalah penting, keadaan saat ini investasi Indonesia dalam penelitian dan sumber daya manusia, penelitian Indonesia dan sumber daya manusia dalam konteks global. Desi Anwar dari Metro TV menjadi moderator pada sesi kedua dengan tema 'Democracy and Debate : The Role of  Knowledge'.    Demokrasi dan perdebatan peran pengetahuan adalah untuk memajukan diskusi tentang mengapa khowledge (berinvestasi dalam pendidikan dan penelitian sangat penting bagi masa depan pembangunan Indonesia, peran negara sebagai bagian dari proses pembuatan kebijakan di Indonesia, peran negara di dunia penelitian, mengapa penelitian ini penting dalam pembuatan kebijakan, dan contoh bagaimana pengetahuan telah digunakan untuk menginformasikan pembuatan kebijakan.
134967995460983984
134967995460983984
Pada sesi acara hiburan ditampilkan atraksi menarik dari komunitas Saung Angklung Udjo. Seluruh peserta turut serta bermain angklung dan 'suprais' ... angklung yang digunakan saat bermain boleh di bawa pulang sebagai kenang-kenangan.
13496801201195045072
13496801201195045072
Hari kedua dan ketiga dilanjutkan dengan workshop bertema 'The Knowledge Sector : Developing Influential Think Tank at A Glance'. Para penyaji internasional berbagi pengalaman tentang perkembangan pendidikan dan penelitian di negara masing-masing. Hasil diskusi bersama selama tiga hari dituangkan dalam bentuk gambar grafis yang sangat menarik. Selain penyaji internasional, tampil juga teman-teman dari Warsi, Fitra, Smeru, Akatiga, LP3ES, UGM, CSIS, Pattiro, dan Mitra Samya.
13496802131894000738
13496802131894000738
1349680537490607373
1349680537490607373
Penulis, Dewi Laily Purnamasari, Ir.MM berpose sejenak di depan hasil karya Deni dari Grid. Sebagai salah satu peserta yang diundang AusAID mewakili Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon bersama Nurul Huda SA, MA.
13496806641177442380
13496806641177442380
Sesi berbagi di fasilitasi agar muncul ide-ide dari para peserta tentang bagaimana sektor pengetahuan dapat memiliki posisi yang kuat dalam proses pembuatan kebijakan publik. salah satu sesi adalah penampilan masing-masing kelompok dengan desain baju / kostum yang mencerminkan nilai-nilai yang akan diusung seperti kerjasama, keandalan, partisipasi, independen, mandiri, tahan banting, sukarela, konsistensi, stategi unik, riset mumpuni, dukungan masyarakat, saling menguatkan, berjejaring, dan berbasis pengetahuan lokal.
1349681090352559566
1349681090352559566
Presentasi Warsi tentang penelitian suku anak dalam di Jambi.
134968113251949371
134968113251949371
Antonia Mutoro dari IPAR Rwanda berbagi pengalaman kepada para peserta workshop. Penulis berkesempatan memberi Antonia hadiah buku berjudul Bukan Kota Wali yang ditulis oleh Dewi Laily Purnamasari dan kawan-kawan dari Fahmina Institut.
1349681461248808079
1349681461248808079
Prof. Arun Mahizhnan dari IPS Singapura menyampaikan pengalamannya dalam bidang penelitian kepada peserta workshop. Arun juga memberikan motivasi agar organisasi penelitian di Indonesia melek teknologi informasi seperti dengan membuat web atau memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya selain tetap menggunakan media utama seperti surat kabar, majalah, atau buku.
1349681638341417041
1349681638341417041
Peserta konferensi dan workshop sebelum berpisah menyempatkan diri untuk berpose bersama. 'Keep smile and see you again' ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun