Aku merasa mendapat karunia dapat menjadi tukang pijat Teh Ninih (istri Aa Gym). Setelah mabit di Muzdalifah, aku senang sekali bisa terus menerus berpegangan tangan dengan Teh Ninih. Ceritanya Teteh merasa sangat pusing (kata beliau migrennya kumat nih …) tepat setelah shalat subuh. Padahal rombongan harus segera meninggalkan Muzdalaifah dan menuju Mina untuk jumrah Aqabah. Aku memberanikan diri mendekati Teteh dan menawarkan pijatan di telapak tangan untuk menghilangkan ketegangan urat syaraf. Subhanallah … Teteh bersedia, malah bertanya “Belajar di mana ? Terasa lebih enak. Pusingnya berkurang.” Aku hanya mengatakan “Alhamdulillah Teh … inikan ikhtiar segala kesembuhan datangnya dari Allah.” Dalam perjalanan itu tangan saya baru lepas setelah harus berpisah di persimpangan jalan (tenda Teteh berbeda dengan tenda rombonganku). Malam harinya, tak disangka-sangka, tiba-tiba saja setelah shalat Isya, Teh Ninih masuk ke tenda kami. Beliau langsung duduk dekatku sambil berselonjor kaki. Terlihat beliau sangat lelah. Sambil tersenyum aku menawarkan diri lagi untuk memijat beliau, “Teh … maaf. Bolehkah saya memijat Teteh lagi ? Mudah-mudahan pegal dan capeknya bisa berkurang.” Alhamdulillah… Teteh bersedia dikeroyok (ha3 … rupanya teman-temanku tak mau ketinggalan jadi tukang pijat dadakan). Akhirnya empat atau lima orang bergotong royong memijat Teteh (kaki, tangan, punggung dan kepala). Bahagia rasanya bersahabat dengan Teh Ninih yang shalihah, sabar, baik hati, dan cerdas. Semoga beliau selalu disayang Allah SWT di dunia dan kelak di surga-Nya yang terindah, amin …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H