Mohon tunggu...
Dewi Kristina Wati
Dewi Kristina Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemula

Tempat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Pangan Etiopia yang Tak Kunjung Berakhir

4 Juli 2021   20:51 Diperbarui: 4 Juli 2021   21:00 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.republika.co.id kondisi-rawan-pangan-perpanjang-krisis-kemanusiaan-di-afrika

Disaat kita sibuk memikirkan apa yang akan kita makan hari ini. Di bagian dunia justru berpikir apakah meraka bisa makan hari ini ?. Disaat kita rewel akan makanan kita yang terlalu asin. Ada orang yang berusaha menguatkan diri mereka untuk melawani rasa lapar. Begitulah kiranya gambarannya. Sama seperti yang terjadi di Etiopia saat ini, dimana sedang mengalami krisis pangan. Ethiopia merupakan negara yang terletak di Timur Laut Afrika yang kondisi daerahnya gersang . Ethiopia menjadi negara yang rawan akan kekeringan yang mengakibatkan kelaparan. Ditahun 2016 Ethiopia mengalami bencana kekeringan yang diakibatkan El Nino yang mempengaruhi daerah pertanian dan peternakan. Bencana kekeringan dan juga fenomena El Nino ini menyebabkan terbatasnya pasokan makanan dan air bersih.

            Melansir dari berita TEMPO.CO kepala sementara PBB bidang bantuan, Ramesh Rajasingham pada ( 2 / 7/ 2021) memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa ada lebih dari 400 ribu warga Ethiopia di Trigray dalam kondisi kelaparan dan berpotensi menghadapi lebih banyak bentrok dikawasan, kendati sudah ada gencatan senjata sepihak oleh pemerintah federal. Lebih dari 400 ribu orang diperkirakan sudah menderita kelaparan, sementara 1,8 juta orang menuju ke bencana kelaparan dan 33 ribu anak mengalami gizi buruk. Konflik yang terjadi antara pemerintah dan mantan partai yang berkuasa semakin memperparah kondisi kelaparan yang dialami warga, hasil panen dan ternak mereka telah dijarah selama konflik yang terjadi selama tujuh bulan ini. Kekeringan yang menyebabkan gagal panen juga menjadi faktor penyebab kelaparan di Ethiopia, karena harga bahan pokok dan pangan yang meningkat. Anak- anak di Ethiopia menderita "stunting" yaitu kondisi dimana anak- anak kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan pertubuhan dan menyebabkan angka harapan hidup pendek. Pandemi covid -- 19 semakin memperparah bencana kelaparan yang ada di Ethiopia.

            Lalu apakah pemerintah Ethiopia hanya berdiam diri melihat kondisi warga mereka dalam ancaman kematian karena kelaparan ? Pemerintah  Ethiopia pernah mengadakan pertemuan dengan petani- petani yang mengalami gagal panen akibat kekeringan. Untuk beberapa bulan pemerintah akan memberikan bantuan berupa penyediaan makanan kepada para petani. Bukan hanya itu pemerintah juga memindahkan sebagian besar petani di daerah utara yang mana terkena dampak kekeringan ke bagian selatan Ethiopia. Para petani dipaksa untuk pindah ke desa- desa yang sudah dipersiapkan. Desa tersebut dekat dengan sumber air, sekolah, layanan kesehatan dan fasilitas layanan lainnya. Namun banyak petani yang melarikan diri untuk kembali ke daerah asalnya. Pemerintah dianggap gagal memberikan bantuan kepada para petani yang terdampak kekeringan. Program pemerintah Ethiopia ini justru menyebabkan menurunnya produksi pangan. Pemidahan paksa ini justru menyebabkan puluhan ribu petani meninggal dunia.

            Kemudian bagaimana keterkaitan food security dan human security di Ethiopiaa. Pengertian Human security menurut PBB dalam Human Security Handbook adalah hak orang untuk hidup dalam kebebasan dan martabat, bebas dari kemiskinan dan keputusasaan. Menurut PBB terdapat tujuh aspek dalam human security, salah satunya adalah food security Jika terdapat salah satu aspek human security terganggu maka dapat dikatakan human security seseorang juga akan terganggu. Terdapat hubungan antara human security dan food security yang mana mendapatkan makanan yang cukup merupakan hak asasi manusia yang fundamental. Jika terjadi kelaparan maka hal ini berdampak pada food security yang merupakan salah aspek dari human security. Artinya human security penduduk Etiopia saat ini sedang terganggu karena krisis pangan yang terjadi. Food security dapat dianggap cukup ketika setiap orang (laki- laki, perempuan, anak- anak, remaja, dewasa)  secara pribadi atau kelompok memilki akses fisik dan ekonomi atas pangan.

            Dengan adanya krisis pangan di Ethiopia menyebabkan ancaman terhadap food security penduduk Ethiopia. Dampak dari krisis pangan ini terhadap human security dapat dilihat dari sisi human development. Untuk melihat human  development dapat digunakan Human Development Index (HDI). Krisis pangan di Ethiopia dapat dianalisis dari tiga dimensi yaitu angka harapan hidup, standar hidup, pendapatan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan salah satu dimensi yang digunakan untuk mengukur perkembangan human security di Ethiopia yaitu angka harapan hidup. Diketahui bahwa dari data UNDP pada tahun 2019 nilai HDI Etiopia adalah 0,485 yang menjadikan Ethiopia masuk kedalam negara dengan kategori perkembangan manusia rendah di dunia. Meskipun berada di kategori rendah angka ini lebih tinggi di bandingkan tahun 2015 yaitu 0,44. Bencana kelaparan menjadi salah satu faktor penyebab angka harapan hidup di Ethiopia  rendah. Dimensi kedua adalah standart hidup penduduk Ethiopia. Pengukuran standar ini menggunakan Gross National Income (GNI). Berdasarkan data dari World Bank GNI Ethiopia di tahun 2019 adalah  $850 ini merupakan kategori GNI rendah.  Dimensi ketiga adalah pendidikan dapat diukur dari angka melek huruf. Lebih dari 20 juta penduduk Etiopia masih belum bisa membaca dan menulis.

            Terakhir Food and Agriculture Organization (FAO) juga turut ambil peran mengatasi krisis pangan di Ethiopia. Sejak tahun1948 Ethiopia telah menjadi anggota FAO. Kerjasama antara FAO dan Etiopia telah menghasilkan 100 proyek senilai US$ 52,5. Proyek- proyek tersebut mencakup intervasni teknis mulai dari dukungan terhadap kebijakan, produksi ternak dan tanaman manajemen dan pemasaran sumber daya alam, agribisnis dan administrasi pertanahan. FAO bertujuan untuk menciptakan situasi dimana pertanian berkontribusi secara pertanian berkontribusi untuk meningkatkan mata pencaharian penduduk Ethiopia yang sebagian besar merupakan petani. FAO tetap berpandangan bahwa sektor pertanian harus terus digunakan dengan berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan untuk membantu kehidupan para petani. FAO akan diintegrasikan sepenuhnya kedalam empat tim yaitu pada bidang tanaman, ternak, manajemen sumber daya alam dan ketahanan pangan serta nutrisi. FAO bertujuan untuk meningkatkan food security serta memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap makanan demi kelangsungan hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun