"Pebisnis muda berbakat mulai bermunculan dari berbagai latar belakang, bahkan seolah menjadi sebuah pengingkaran akan profesi sebenarnya. Menebar kesuksesan tak dipungkiri mutlak dalam keinginan, tapi gagal juga tak mau beranjak kala asa menggebu-gebu untuk berkarya. Tak hanya hasil karya yang menjadi ujung tombak, lapak serta kepiawaian berdagang tak kalah turut serta dalam keberhasilan sebuah bisnis."
Pengusaha pada era digital ini, tak pernah luput menjadi karir pilihan generasi bangsa dari sabang hingga merauke.
"Ini mengesankan!", bisik saya dalam hati.
Jiwa entrepreneurship yang terlelap bagaikan hibernasi, dibangunkan semesta untuk sadar bahwa menjadi "Boss" merupakan pilihan, tak melulu sukses itu menjadi pegawai atau profesi mentereng yang dijabat.
Berbanggalah saya, anda, dan segenap warga yang tinggal di Indonesia yang merupakan negara tropis multi budaya. Keberuntungan seolah tak henti-henti menghujani Nusantara ini, dengan keanekaragaman suku, budaya, dan adat , dimana unsur tersebut merupakan kekayaan natural yang terbentuk, dan menjadi sebuah keunikan negara ini.
Bicara mengenai keunikan, selain suku,dan adat, Indonesia kaya akan kudapan-kudapan lezat yang khas dari berbagai daerah, yang bisa jadi ini tidak ditemukan di negara lain.
Saya sejenak tertegun, mulai berpikir, hmm Yaa...kuliner merupakan sebuah jenis peluang usaha bagi masyakarat Indonesia untuk membuat karya seni dalam bidang ini. Ya..benar..memasak kemudian menghasilkan makanan lezat merupakan jenis seni unik yang dikuasai pribumi asli.
Pada tahun 2016 lalu, bidang kuliner masih dipandang sebelah mata bagi sebagian kalangan, namun akan terbang dengan landasan yang pelan tapi pasti dan terbang stabil, hal ini dinyatakan oleh Alm.Pak Bondan pecinta kuliner Nusantara yang  juga merupakan public figur.
Strategi marketing dilakukan dengan berbagai cara untuk "menggemukan" omset para pengusaha kuliner, dengan memadukan konsep digital marketing atau soft selling serta tak ketinggalan menciptakan inovasi baru pada produk mereka.