Mohon tunggu...
dewi kharimah
dewi kharimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Lepas

15 November 2024   10:03 Diperbarui: 15 November 2024   10:09 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Media Sosial terhadap Kehidupan Sosial Remaja

Di era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi para remaja. Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook menawarkan tempat untuk berbagi foto, video, pemikiran, dan cerita kehidupan. Meskipun media sosial memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal komunikasi dan hiburan, namun pengaruhnya terhadap kehidupan sosial remaja tak selamanya positif.

1. Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi secara Online

Media sosial memungkinkan remaja untuk lebih mudah terhubung dengan teman-teman sebaya, bahkan dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Platform-platform ini menyediakan ruang bagi remaja untuk menemukan komunitas yang sesuai dengan minat mereka, misalnya grup musik, seni, atau olahraga. Melalui interaksi ini, mereka bisa memperluas pertemanan dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi secara online.

Namun, meski keterampilan komunikasi digital mereka berkembang, interaksi di dunia nyata terkadang menjadi berkurang. Banyak remaja merasa lebih nyaman berbicara melalui pesan teks daripada bertatap muka, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi secara langsung.

2. Tekanan Sosial dan Standar Kecantikan yang Tidak Realistis

Media sosial sering kali menyajikan gambaran hidup yang "sempurna" melalui unggahan foto dan video. Remaja, yang berada pada tahap perkembangan pencarian jati diri, mudah terpengaruh oleh gambaran yang sering kali diedit atau disesuaikan. Mereka bisa merasa tertekan untuk memenuhi standar kecantikan atau kesuksesan yang tidak realistis.

Akibatnya, banyak remaja mengalami penurunan rasa percaya diri dan bahkan cenderung mengalami stres atau gangguan kesehatan mental. Hal ini disebabkan oleh perbandingan diri yang terus-menerus dengan orang lain, yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional mereka.

3. FOMO (Fear of Missing Out) dan Kecemasan Sosial

FOMO, atau "fear of missing out," adalah fenomena di mana seseorang merasa cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang menyenangkan atau penting. Media sosial yang menampilkan momen-momen bahagia dan kegiatan sosial teman-teman dapat menimbulkan perasaan FOMO pada remaja. Mereka merasa harus selalu mengikuti setiap tren atau berpartisipasi dalam acara sosial tertentu agar tidak merasa tertinggal.

Perasaan ini tidak hanya menimbulkan stres, tetapi juga dapat menyebabkan kecemasan sosial. Remaja merasa cemas bahwa mereka mungkin tidak diterima oleh kelompok sosial tertentu atau merasa tidak cukup "keren" untuk mengikuti tren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun