Jika pagi datang, dan otakmu kembali bergemuruh
dipenuhi ricuhnya harapan yang bukan milikmu
ingatlah, tak semua ekspektasi harus kau pikul
Beban itu bukan milikmu semata
dan tidak seharusnya menjadi kewajibanmu
untuk selalu menyenangkan mereka yang tak pernah tahu rasamu
Kamu bukan penyelamat dunia yang harus menghapus penderitaan semua orang
Kamu manusia.. punya hak untuk merasa lelah
punya hak untuk mengeluh tanpa rasa bersalah
Penderitaan mereka, luka mereka
tidak selalu lahir dari tanganmu
Berhentilah merasa bahwa segalanya adalah tanggung jawabmu
Ketahuilah, hatimu yang lembut itu
jangan sampai hancur karena terlalu keras pada dirimu sendiri
Kamu berhak memilih
berhak bernafas tanpa dihantui ribuan harapan
yang mereka gantungkan padamu.
Prosesmu adalah milikmu
Ia tak butuh penilaian
tak perlu pujian, apalagi pembenaran dari mereka
Berhentilah memikirkan apa yang dunia ingin kamu lakukan
dan mulailah mendengar apa yang hatimu butuhkan.
Biarkan mereka kecewa jika itu harus terjadi
Kamu takkan bisa mengisi kekosongan di hati semua orang
sebab hatimu juga punya ruang yang butuh diisi
Hidupmu adalah milikmu
dan tak ada yang lebih berhak atas kebahagiaanmu selain dirimu sendiri
Jadi, jika pagi kembali membawa keruh yang tak kau inginkan
ingatlah ini
Kamu sedang tumbuh, sedang belajar, sedang mencoba
Dan itu sudah lebih dari cukup
Langit tak pernah terburu-buru menyambut senja
begitu pula kamu berjalanlah perlahan, tanpa rasa takut
Di porosmu sendiri, kamu akan menemukan cahaya
bukan dari ribuan harapan mereka
tapi dari keyakinanmu bahwa kamu pantas dicintai
sekalipun oleh dirimu sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H