Kedua Teori Persia Menurut PA Husein Hidayat dan Hoesein Djajadiningrat, Islam dibawa oleh pedagang Persia (Iran) karena adanya kesamaan budaya Islam Indonesia dan Persia. Tradisi-tradisi ini termasuk: Tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari raya Syiah memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad, Hussein bin Ali.
Ketiga teori Makkah Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia langsung dari para pedagang di Mekkah. Teori ini didasarkan pada laporan Cina bahwa ada desa-desa Muslim di pantai barat Sumatera sejak abad ke-7. Teori ini diperkenalkan oleh Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA. Menurutnya, motif asli kedatangan bangsa Arab bukan berdasarkan nilai ekonomi, melainkan semangat menyebarkan Islam.
Agama Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang agama Islam masuk ke Indonesia melalui perdagangan. Pada abad ke-7 Masehi, pedagang Arab Muslim mulai melakukan perdagangan dengan wilayah Nusantara. Mereka membawa serta ajaran Islam dan secara bertahap menyebarkannya kepada masyarakat setempat. Pedagang Arab tersebut memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah ini. Mereka menjalin hubungan dagang dengan pelabuhan-pelabuhan di Nusantara, seperti Aceh, Sumatera, dan Jawa. Selama proses perdagangan, para pedagang ini juga berinteraksi dengan penduduk setempat dan secara bertahap menyebarkan ajaran Islam.
Penyebaran Islam melalui hubungan sosial dapat dirangkum sebagai berikut:
1.Perdagangan: Hubungan perdagangan antara pedagang Arab dan pedagang Indonesia menjadi salah satu faktor utama dalam penyebaran Islam di Indonesia. Para pedagang Arab membawa agama Islam serta nilai-nilai sosialnya dalam interaksi dagang dengan masyarakat Indonesia.
2.Perkawinan: Perkawinan antara pedagang Arab dengan perempuan Indonesia juga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam. Melalui perkawinan, ajaran Islam dapat diperkenalkan kepada keluarga dan masyarakat setempat.
Â
3.Pendidikan: Hubungan sosial dalam konteks pendidikan juga berperan dalam penyebaran Islam..
4.Interaksi Sosial: Interaksi sehari-hari antara muslim dan non-muslim juga mempengaruhi penyebaran Islam. Melalui dialog, diskusi, dan pertukaran ide, masyarakat non- muslim dapat terpapar dengan nilai-nilai dan ajaran Islam, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keyakinan dan penerimaan mereka terhadap agama ini.
5.Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan: Melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan, seperti pemberian bantuan, pengobatan, dan pembangunan infrastruktur, komunitas muslim dapat membentuk hubungan yang kuat dengan masyarakat non-muslim.
Dalam kesimpulannya, penyebaran Islam melalui hubungan sosial melibatkan interaksi perdagangan, perkawinan, pendidikan, interaksi sosial, dan kegiatan sosial. Melalui hubungan ini, nilai-nilai Islam dan ajarannya disampaikan kepada masyarakat Indonesia, mempengaruhi keyakinan dan budaya lokal, serta membentuk peradaban Islam yang kaya dan beragam di Indonesia.