Semarang (2/8) - Saat ini Indonesia telah berjuang melawan Pandemi COVID-19 selama lebih dari satu tahun. Walaupun berbagai cara telah diupayakan untuk menanggulangi pandemi, tingkat penularan Virus COVID - 19 di tengah - tengah masyarakat masih cenderung tinggi. Namun menyerah bukanlah sebuah opsi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, penerapan protokol kesehatan, dan percepatan vaksinasi adalah cara - cara yang mampu kita perjuangkan sembari terus berharap agar pandemi dapat segera usai.
KKN Undip 2021
Universitas Diponegoro menerjunkan sebanyak 4.830 mahasiswa Tim II KKN Tahun 2021 pada Rabu (30/6/2021). Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan program kegiatan lapangan yang memadukan aspek-aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan/Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Akibat adanya Pandemi COVID-19, kegiatan KKN dilaksanakan di wilayah domisili mahasiswa dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Adapun KKN kali ini mengangkat tema yang cukup menarik yaitu 'Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)'. Melalui kegiatan KKN, diharapkan mahasiswa dapat memberdayakan masyarakat di desa asalnya masing - masing khususnya pada masa Pandemi COVID-19.
Edukasi warga terkait fakta dan hoaks COVID-19
Melalui kegiatan KKN, Dewi Kartika (salah satu mahasiswa KKN Tim II Undip Tahun 2021) melaksanakan program kerja pertama yang bertujuan untuk mengedukasi warga RT 01 di Kelurahan Pedurungan Lor, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang mengenai fakta dan hoaks COVID-19 serta vaksin COVID-19. Berdasarkan survey pendahuluan, diketahui bahwa warga sangat sering menerima informasi tentang COVID-19 melalui media sosial, namun tidak semua warga mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui program ini, mahasiswa berupaya untuk membantu pemerintah dalam memerangi hoaks yang banyak meresahkan masyarakat.
Berbagai poster fakta dan hoaks COVID-19 dibagikan kepada warga selama beberapa hari melalui grup whatsapp dengan mempertimbangkan adanya himbauan pelaksanaan kegiatan KKN secara online. Poster terakhir yang dibagikan oleh mahasiswa berisi mengenai fakta dan hoaks vaksin COVID-19. Setelah pembagian poster, warga memberikan berbagai tanggapan positif sehingga terjadi interaksi yang membangun antara warga dengan mahasiswa. Di akhir pembagian poster, mahasiswa mengajak warga untuk lebih berhati - hati dalam membagikan informasi kepada orang lain sebelum mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut serta terus menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Mahasiswa juga mengajak warga yang belum divaksin untuk segera mengikuti program vaksinasi di fasilitas kesehatan terdekat.
Peduli kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi
Mahasiswa juga menaruh perhatian pada kesehatan gigi dan mulut warga di masa pandemi ini. Pasalnya, sebagian warga belum memiliki pengetahuan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik. Beberapa warga juga menyatakan bahwa pernah mengalami sakit gigi di masa pandemi, namun tidak memeriksakan giginya ke dokter gigi. Berangkat dari keadaan tersebut, mahasiswa melaksanakan program kerja dalam rangka meningkatkan kepedulian warga akan kesehatan gigi dan mulutnya, khususnya di masa Pandemi COVID-19.
Video edukasi menarik yang berisi 7 tips gigi tetap sehat di masa pandemi dibagikan oleh mahasiswa juga secara online melalui grup whatsapp. Tips - tips yang dibagikan adalah tips sederhana yang mudah dipahami dan dilakukan oleh warga, di antaranya seperti menggosok gigi 2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur dengan pasta gigi berfluoride, rajin berkumur dengan obat kumur, mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis, dll. Mahasiswa juga membagikan infografis tentang cara menggosok gigi yang benar kepada warga. Beberapa warga menanggapi dengan antusias dan bertanya kepada mahasiswa terkait informasi yang diberikan. Melalui program ini, mahasiswa berharap agar warga mampu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya secara mandiri di rumah sehingga terbebas dari sakit gigi, terlebih khususnya bagi warga yang belum memiliki kebiasaan memeriksakan giginya secara rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.