Panasnya terik mentari tidak membuat para pedagang surut langkah. Tidak ada hambatan cuaca yang mampu menghalangi semangatnya untuk berusaha.
Seiring berjalannya waktu, panasnya terik mentari akan meredup, digantikan dengan senja yang menenangkan.
Sore itu saya berbincang-bincang sebentar dengan beberapa para pedagang di sekeliling masjid yang tengah viral, yakni Masjid Al Jabbar yang berada di Kota Bandung.
"Mamang mah gak ngerti sosial media, cuma tahu WA saja. Makanya mau berterima kasih untuk yang memviralkan, Neng. Alhamdulillah gak perlu cape dagang keliling juga banyak yang beli", ucap pedagang cilor.
Seperti gambaran sebuah panorama kota yang tak pernah tidur, derasnya aktivitas manusia di area komersial menciptakan suasana yang penuh harapan. Lalu lalang manusia memberikan kesempatan bagi para pedagang untuk membawa sejumput rezeki halal bagi keluarga mereka yang dengan sabar menanti di rumah.
Harmonisasi yang Menggelora
Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan oleh kehadiran Masjid Al Jabbar yang menjadi viral. Arsitektur masjid ini menggabungkan elemen arsitektur yang megah dengan desain yang inovatif sehingga menciptakan kombinasi harmonis antara tradisi dan modernitas.
Dalam era digital yang terus berkembang, fenomena viral telah menjadi hal yang sangat umum di media sosial. Hal ini berdampak pada peningkatan pesat kunjungan ke Masjid Al Jabbar terutama pada akhir pekan.
Keberhasilan viralnya Masjid Al Jabbar tidak terlepas dari adanya inovasi digital, khususnya digital tourism, serta kontribusi orang-orang yang sudah mengunjunginya dan mengunggah pengalaman mereka di media sosial.