Mohon tunggu...
Dewi Kamila Nurhasanah
Dewi Kamila Nurhasanah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Financial

QRIS : Mendorong Integrasi Ekonomi ASEAN

20 Juni 2023   23:26 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:33 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perekonomian global saat ini sangat bergantung pada perekonomian Amerika Serikat. Berdasarkan data International Monetary Fund, pada kuartal keempat 2020, sekitar 59% dari cadangan bank sentral di seluruh dunia disimpan dalam bentuk dolar AS.

Namun, risiko ketergantungan terhadap dolar AS menjadi jelas terlihat selama ketegangan geopolitik di Eropa yang diikuti dengan sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia, mengakibatkan tingginya inflasi dan ketidakpastian global. Oleh karena itu, bank sentral di seluruh dunia semakin banyak mengadopsi diversifikasi cadangan devisa sebagai langkah untuk mengurangi risiko ketergantungan tersebut.

Dedolarisasi mulai digaungkan, namun perlu dilakukan secara hati-hati dan dengan pertimbangan yang matang. Tujuannya bukan untuk meninggalkan dolar AS secara tiba-tiba, tetapi untuk mengurangi ketergantungan terhadapnya. Hal ini dikarenakan perekonomian global dapat bangkrut jika dolar AS ditinggalkan secara mendadak.

Dalam merespons hal tersebut, banyak negara telah mengambil langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi internasional. Eropa telah mengimplementasikan kebijakan tersebut. Adanya mata uang tunggal, yaitu Euro, memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan dengan cepat.

ASEAN pun turut mengambil langkah untuk mengikuti jejak Eropa dalam upaya dedolarisasi, namun tantangan yang dihadapi berbeda karena adanya perbedaan mata uang di setiap negara. Untuk itu, ASEAN mengadopsi kebijakan Local Currency Transaction (LCT) sebagai solusinya. Melalui LCT, transaksi dilakukan dalam mata uang lokal masing-masing negara. Hal ini memungkinkan pelaku bisnis dan individu untuk melakukan transaksi langsung dalam mata uang lokal tanpa perlu melakukan konversi ke mata uang asing terlebih dahulu.

Seiring dengan perkembangan revolusi digital dan implementasi LCT menggunakan QRIS di ASEAN, terdapat potensi besar dalam mendorong integrasi ekonomi antarnegara di kawasan. QRIS memainkan peran penting dalam memfasilitasi transaksi lintas negara dengan menggunakan mata uang lokal, yang pada gilirannya dapat memperkuat perdagangan dan kerjasama ekonomi di antara negara-negara ASEAN.

Integrasi ekonomi ASEAN memiliki tujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi di kawasan, yang akan memberikan manfaat signifikan bagi pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, penggunaan QRIS dalam transaksi lintas negara menjadi langkah penting untuk mengatasi hambatan transaksi yang sering terjadi akibat perbedaan mata uang.

Berbeda dengan kartu debit atau kredit yang memiliki batasan penggunaan hanya di tempat perbelanjaan tertentu saja, QRIS dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat perbelanjaan, mulai dari pedagang kaki lima, UMKM, hingga perusahaan besar.

Kabar baiknya, Indonesia telah menjalin kemitraan dengan Thailand untuk menerapkan pembayaran lintas negara melalui QRIS. Dan yang lebih menarik, langkah ini akan diikuti oleh Malaysia, Singapura, dan Jepang yang sedang dalam tahap pengembangan serupa.

Dampak implementasi LCT melalui QRIS tidak hanya terasa pada stabilitas mata uang, tetapi juga berpotensi meningkatkan cadangan devisa melalui penerimaan dari transaksi internasional yang dilakukan dalam mata uang lokal. Ini memberikan keuntungan ekonomi yang nyata, menguatkan posisi negara dalam perdagangan global, dan meningkatkan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Data yang dilansir oleh BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2022, jumlah wisatawan dari negara-negara ASEAN yang mengunjungi Indonesia mencapai 2.408.098 orang. Dalam konteks ini, penggunaan QRIS antarnegara memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan pendapatan devisa negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun