Mohon tunggu...
dewi julianti
dewi julianti Mohon Tunggu... Desainer - designer

hobi nonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Sekolah

8 November 2023   10:45 Diperbarui: 8 November 2023   11:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tepi barat Jakarta, terdapat sebuah kota bernama Tangerang, tempat di mana kisah sederhana ini dimulai. Di tengah riuhnya kota yang terus bergerak, hiduplah seorang pemuda bernama Dewi. Dewi tumbuh di keluarga sederhana yang tinggal di salah satu perumahan di Tangerang.

Hari itu, matahari bersinar terang di langit Tangerang, memantulkan semangat baru di setiap sudut kota. Dewi akan menuju ke sekolah, hari itu adalah hari pertamanya sekolah. Dihari pertamanya Dewi, ia belum kenal sama siapa siapa maka ia hanya sendiri mengikuti acara hingga akhir.

Hari kedua disekolah barunya, Dewi bertemu dengan seorang teman. Dewi sangat menyukai teman barunya karena ia sangat baik dan asik, dia lebih tua 2 tahun darinya. Tetapi penampilan teman barunya ini sedikit aneh karena dia terlihat sangat kusut dan pucat, Dewi sempat memikirkannya tetapi dia menganggap bahwa teman barunya ini hanya sedikit tidak enak badan. Bel berbunyi, Dewi segera masuk ke kelas. Saat istirahat Dewi pergi dari kelas lalu dia mencari temannya disekitar kelas 12, Dewi sudah mencarinya tapi dia tidak dapat menemuinya, Dewi ingin bertanya kepada kakak kelasnya tetapi dia lupa bertanya nama teman barunya. Akhirnya dewi pergi ke kantin sendiri lalu makan dan pulang. Besoknnya Dewi pergi sekolah seperti biasanya, setelah sampai Dewi pergi kekelas untuk menaruh tasnya dibangku lalu pergi ke toilet. Saat ia hendak pergi ke toilet ia melihat temannya sedang duduk di depan kelas sambil melihat kebawah, Dewi pun menghampirinya lalu berkata "hallo" dan temannya itu menjawab "hai" Dewi; "kamu kemaren kemana aja aku cariin, aku mau tanya, kamu namanya siapa sih?" temannya pun berkata "Nama aku Devi, kamu namanya siapa?" Dewi; "Aku Dewi, btw ketoilet yuk aku kebelet banget nihh". Saat Dewi sedang di dalam toilet ia pun berpikir bahwa murid barunya itu sedikit mirip dengannya, wajahnya mirip tetapi wajah devi sedikit pucat dan ada luka sedikit di bagian pipi dan sekitar mulutnya, pakaian dan gaya rambutnya juga berbeda dengannya. Devi sering sekali menunduk maka itu Dewi tidak menyadarinya, tetapi Dewi tidak menghiraukan itu dan berpikir itu hanya kebetulan saja. Skipp pulang sekolah, Dewi pulang kerumah lalu dari hpnya terdengar ada suara notif, saat Dewi membukannya ia melihat nomor tidak dikenal yang mengirimkan pesan padanya, karena ia penasaran ia langsung membuka isi pesannya dan membacanya, isi dari pesannya "hai aku devi yg tadi disekolah di sv yaa" Dewi pun memabalasnnya. Skipp besokknya, Dewi pergi kesekolah seperti biasanya. Seharian ini Dewi tidak melihat devi, dia pergi ke sekitar kelas 12 lalu bertanya kepada salah kakak kelas yang ada disana "Permisi kak mau tanya, kakak krnal murid yang namanya devi gak?" dan kakak kelas itu berkata "Devi?, sorry ya aku gak kenal" Dewi pun bingung dan pergi setelah mengucapkan terima kasih kepada kaka kelas yang tadi ia tanya. Setelah berbulan-bulan kemudian Dewi mendengar bahwa ada sosok murid yang bergentayangan disekolah dan ia pun terkejut karena dia tau sosok murid itu bernama Devi, dia mendengar cerita bahwa Devi adalah murid yang sudah meninggal 7 tahun yang lalu, penyebab kematiannya itu belum diketahui tapi ada pendapat yang berkata kalau Devi itu bunuh diri karena stress oleh orang tuannya yang selalu memaksa Devi untuk Mendapatkan nilai yang sempurna jika tidak Devi akan mendapatkan hukuman berupa pukulan atau hinaan dari keluargannya, Diketahui Ayahnya Devi adalah seorang pemabuk karena Ibunya yang meninggal akibat kecelakaan yang membuat Ayahnya tidak terima dan menjadi gila. Devi juga dibully oleh teman-temannya disekolah maka itu Devi memutuskan untuk bunuh diri dan menjadi arwah yang bergentayangan disekolah.

Cerita ini menjadikan pengalaman untuk kita semua bahwa kita tidak boleh membully teman-teman kita disekolah karena dapat menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun