Kami adalah cikal bakal produktivitas. Kami juga akan menjadi lambang kreativitas. Doa yang mengumandang ke angkasa dan cita-cita yang tinggi telah mengantar kami. Ya, kami memang belum lahir. Tapi kami berharap kami ada dan diakui keberadaannya. Bahkan leluhur kami sudah membuatkan nama untuk kami: A SIA NA, nama yang indah dan bermakna.
Kami hadir dicomblangi Kompasiana. Merupakan lima kembar wanita yang pastinya kompak dan bisa meleburkan diri jadi satu. Kami tidak berjalan sendiri-sendiri karena kami adalah lima dalam satu dan satu dalam lima. Seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan dan Keadilan sosial. Ya, layaknya Pancasila, kami tak terpisahkan. Seperti lima ayat itu yang melebur jadi satu nama Pancasila. Pun kami berusaha melebur menjadi satu nama: A SIA NA.
Jika kita telaah, A SIA NA bisa dijabarkan maknanya. “A” bermakna “cantik” dikutip dari bahasa Korea. “Sia” bermakna “keren” , memungut dari istilah Wales, Britania. Dan “Na” bermakna “anggun” , diambil dari kosa kata Cina.
Cantik, tentu saja. Karena kami para wanita. Setiap wanita itu cantik. Cantik yang tidak hanyadipaparkan dalam gambaran fisik. Tapi kami punya peran cantik sebagai wanita rumahan, wanita karir, tapi juga bisa membagi waktu untuk menghasilkan karya nyata dalam bidang kepenulisan.
Keren, karena kami mempunyai cita-cita yang idealis dan tinggi. Bahwa kami menjejak bumi namun bisa terbang mencapai awan dan meraihnya pulang. Itu hanya kiasan saja. Yang ingin coba kami capai adalah prestasi tentunya. Prestasi yang optimis bisa kami raih dengan manajemen yang terarah, kerjasama yang solid tentunya, juga kerja keras dan pantang menyerah untuk meraih cita-cita kami.
Kami punya satu anggota yang sangat berpengalaman dan berprestasi. Tak perlu kuberitahukan siapa dia. Nantilah, ada waktunya. Dan kenapa kami begitu optimis dengan proyek kami, itu karena kami bukan sebagai mesin produksi saja tapi juga sebagai jiwa pembelajar. Artinya kami tidak hanya bekerja menghasilkan karya tapi juga belajar selama nyawa masih menyatu dengan raga. Perpaduan yang menjanjikan bukan?
Itulah mengapa tulisan ini dibuat. Kami mohon doa, semangat dan dukungan. Jika kami berharap akan memecahkan rekor MURI sebagai grup penulis paling solid dan produktif kelak, itu baru sekedar wacana. Belum menjadi prioritas kami. Karena bagi kami, prinsipnya adalah berkarya dulu, mengedepankan mutu dan bermanfaat bagi banyak orang.
Demikian tulisan ini saya buat, sebagai bagian dari anak bangsa yang mencoba menorehkan prestasi dalam dunia kepenulisan. Salam semangat menulis ya. Tunggulah karya-karya kami nantinya. Siiplah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H