Mohon tunggu...
Dewi Hidayati
Dewi Hidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Menulislah! Maka engkau akan abadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kampungku, Rupiahkan Sampah dengan Bank Sampah

19 November 2020   21:00 Diperbarui: 19 November 2020   21:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kontributor: Shikha Nur Wakhidatul U., Mahasiswa KKN RDR Kelompok 67 UIN Walisongo Semarang

Sampah memiliki makna yaitu material atau produk-produk sisa dari hasil produksi industri maupun rumh tangga. Sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Contoh dari sampah organik adalah bahan buangan yang berasal dari dapur seperti sayuran, sisa makanan, daun, kulitbuah, dsb. Adapun contoh dari sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, kaleng, dll.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menaksir timbunan sampah di Indonesia tahun ini sebesar 67,8 juta ton.  Sampah akan terus bertambah apabila manusia bersikap tak acuh. Padahal terdapat banyak cara untuk mengurangi sampah seperti:

  • Menghabiskan makanan agar tidak terbuang. Di lansir dari Jakarta Smart City, sampah makanan menjadi sampah terbesar di Jakarta yaitu 2,7 juta ton per tahunnya.
  • Memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk kompos.
  • Membawa kantung belanja dan alat makanan sendiri ketika sedang di luar rumah.
  • Mendonasikan barang-barang yang sudah tidak terpakai namun masih layak kepada seseorang yang membutuhkan.
  • Melakukan kegiatan bank sampah. Bank sampah merupakan tempat pengumpulan sampah dimana sampah akan di kumpulkan sesuai jenisnya, setelahnya akan di jual kepada para pengepul sampah setelah terkumpul atau di jadikan sebagai bahan kerajinan tangan.

Dari lima cara mengurangi sampah di atas,salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Kelurahan Banjardowo RT 4/RW IV, Kecamatan Genuk, Kota Semarang adalah bank sampah. Adanya kegiatan ini di awali dengan, seorang ibu rumah tangga yang di anjurkan oleh kelurahan Banjardowo serta terinspirasi dari kampung lain yang sudah melakukan kegiatan ini. 

Setelahnya beliau beserta para ibu kampung lainnya berusaha untuk merealisasikan kegiatan ini. Kesadaran dari para warga bahwa sampah dapat di manfaatkan dengan baik melalui bank sampah menjadikan kegiatan ini berjalan sekitar tiga tahun. Kegiatan bank sampah dilakukan secara rutin pada hari Minggu setelah melakukan kegiatan senam sehat. 

Shikha Nur Wakhidatul Ula selaku mahasiswi UIN Walisongo Semarang dimana saat ini ia sedang menjalankan KKN RDR 75 turut andil dalam melakukan kegiatan rutin tersebut. Sudah lama ia tertarik untuk mengikuti kegiatan ini dan untuk merealisasikannya ia mengabdikan diri sebagai mahasiswa KKN di kampung sendiri salah satunya dengan membantu melakukan kegiatan bank sampah.

Setiap orang di wajibkan untuk membawa sampah yang ada di rumah, jika tidak mereka di wajibkan untuk membayar dengan uang seikhlasnya. Petugas dari bank sampah adalah dari ibu-ibu warga yang di bagi tugas secara bergilir. Jadi semua para ibu berkesempatan menjadi petugas bank sampah. Petugas di bagi menjadi dua yaitu sebagai sekretaris yang akan mencatat ibu-ibu yang membawa sampah atau membayar dan berapa jumlah uang yang terkumpul setelah penjualan sampah.

Hasil dari bank sampah ini akan di kumpulkan dan menjadi uang sosial kematian. Seperti membeli peralatan kematian yaitu tempat air, gayung, kain jarik, dan lain sebagainya. Uang tersebut juga akan di berikan kepada keluarga yang warga yang meninggal sebanyak Rp 500.000. Siapa sangka sampah yang awalnya tidak berharga dapat di rupiahkan dengan cara bank sampah. Sehingga sedikit banyak membantu beban keluarga yang di tinggalkan.

Dengan banyaknya orang menyadari bahwa banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah, diharapkan akan menyadarkan masyarakat dan mengikuti kegiatan positif tersebut sehingga sampah di Indonesia akan berkurang, lingkungan akan menjadi lebih sehat dan menjadikan sampah sebagai sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun