Mohon tunggu...
Dewi hartini
Dewi hartini Mohon Tunggu... Guru - Assalamualaikum
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Waalaikumsalam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode-metode dalam Filsafat Pendidikan

19 Maret 2020   11:59 Diperbarui: 10 April 2020   18:53 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam filsafat pendidikan terdapat 3 metode antara lain : Metode positivisme, Metode fenomenologi, dan Metode kritis. Berikut ini penjelasan dari ke-3 metode tersebut : 

1. Metode Positivisme Metode positvisme merupakan metode pengetahuan yang valid, yang hanya menerima fakta-fakta dalam menelaah suatu objek pengetahuan (Bentham dan Mill). Pada abad ke- 18, positivisme mengembangakan pemikiran-pemikiran umum tentang kehidupan manusia, dan dari situlah berkembangnya etika dan politik sebagai disiplin ilmu yang positivistik. 

2. Metode Fenomenologi adalah studi tentang Fenomena. Dalam fenomenologi, ditentukan apa saja yang dipikirkan dalam pikiran sadar manusia, ditunjukkan pada sesuatu yang disebut disengaja (berdasarkan niat atau keinginan). Secara resmi, fenomenologi atau fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. 

3. Metode kritis 

Plato dan Sokrates adalah filosof yang menggunakan dan mengembangkan metode ini. Metode kritis bersifat analisa istilah dan pendapat, kemudian disistematiskan dalam hermeneutika yang menjelaskan keyakinan dan berbagai pertentangannya. Metode ini bertitik tolak atas kenyataan bahwa betapa banyak pengetahuan dan pendapat manusia bersifat semu. Pengetahuan semua ini malah lebih banyak pada masalah-masalah penting kehidupan, seperti tentang kebahagiaan dan kebajikan. Ternyata, banyak kekaburan dan pertentangan dalam pengetahuan mereka dan kebanyakan mereka hanya pura-pura tahu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun