Mohon tunggu...
Dewi SitiFatimah
Dewi SitiFatimah Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA JAWA SMK NEGERI 1 GOMBONG

Suka Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh FoMO terhadap Lingkungan Remaja

25 November 2023   15:16 Diperbarui: 25 November 2023   15:19 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jaringanprima.co.id/id/dampak-fomo-bagi-kesehatan-mentalInput sumber gambar

FOMO atau Fear Of Missing Out adalah rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik (Anggraeni, 2021). Penyebab munculnya FOMO yaitu akibat penggunaan media sosial. Berkembangnya teknologi saat ini menjadikan kita dapat dengan mudah menerima jutaan informasi dari dunia luar, contohnya melalui Instagram, TikTok, Snack Video, Facebook, Twitter, Whatsapp. Aplikasi tersebut sedang digemari dan memiliki banyak pengguna di seluruh penjuru dunia. Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fitur-fitur yang mendukung untuk update video/foto, seperti fitur story yang penuh dengan postingan rutinitas para pengguna. Dari hal tersebut dapat menimbulkan munculnya perasaan cemas kemudian membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.

Dilansir dari hallosehat berdasarkan studi tahun 2013 yang terbit pada jurnal Computer in Human Behavior, orang-orang dengan tingkat FoMO yang tinggi merasa kurang terhubung dengan kehidupan sehari-hari. Mereka menganggap bahwa kebahagiaan, kesuksesan, dan pengalaman menarik orang lain yang tidak mereka miliki membuat hidup mereka jadi lebih menyedihkan. Sedikit banyak hal ini memengaruhi cara pandang mereka mengenai kehidupan yang ideal. FoMO juga berkaitan erat dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam segala momen yang menyenangkan agar bisa mengabadikannya dan mengunggahnya ke media sosial. Lama-kelamaan, perasaan takut tertinggal ini juga bisa menimbulkan kecemasan. Perlu diketahui, kecemasan adalah suatu hal yang mampu memicu stres berlebihan. Berdasarkan sebuah studi, kecemasan dapat membuat produksi hormon-hormon penting tubuh seperti serotonin dan adrenalin terganggu. Susah tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, dan mood kacau bisa muncul ketika hormon dalam tubuh Anda tidak seimbang.

Ilmuwan asal Inggris Dr. Andrew K. Przybylski telah menemukan penyakit ini sejak tahun 2013. Berdasarkan riset juga, bahwa FOMO ini cenderung banyak menjangkiti kalangan muda yang sehari-hari banyak aktif di media sosial. Demi mengejar eksistensi dan pengakuan, beberapa orang bahkan sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan menampilkan imej yang tak sesuai dengan jati diri sebenarnya. FOMO ini termasuk jenis penyakit gangguan mental yang perlu kamu sembuhkan. Perasaan negatif akan banyak muncul akibat kondisi tersebut.

Perasaan takut akan ketertinggalan tentang sesuatu yang baru di media sosial menjadi trend yang ada di kalangan remaja saat ini, baik itu remaja yang masih bersekolah ataupun remaja yang tidak bersekolah. Mereka selalu aktif dalam aktivitas gadget mereka. Setiap menitnya selalu mengecek media sosial. Aktif dalam mensecroll layar smartphone mereka. Melihat dan mengamati kehidupan orang lain, kepo dan menyelidiki kehidupan orang lain di media sosial sudah bukan menjadi rahasia lagi. Namun menjadi sebuah aktifitas wajib yang tidak bisa terlewatkan.

Mengikuti trend masakini atau sesuatu yang viral mulai dari style, bahasa, atau bahkan cara pergaulan dapat dengan mudah diakses oleh para remaja melalui gadget mereka. Sehingga sesuatu yang sedang trend sangat cepat menyebar di kehidupan para remaja. Dan para remaja berlomba-lomba untuk meniru dan mengikuti trend yang sedang booming. Alhasil di media sosial terdapat begitu banyak jenis trend yang sama namun disajikan dengan berbagai macam ide kreatif. Mulai dari gaya penyajian sampai dengan gaya penyampaian. Namun intinya sama. Hal itulah yang merupakan bentuk real dari akibat FoMO (Fear of Missing Out).

Para remaja akan terus aktif di media sosial, tidak bisa lepas dari gadget. Jika ada waktu senggang, waktu luang, mereka selalu mengecek media sosial mereka. Sesuatu yang sedang viral menjadi tujuan utama para remaja di dunia media sosial. Remaja akan mencari berita-berita yang sedang terupdate terbaru dan diberitakan di berbagai media sosial lainnya. Dengan begitu mereka akan menciptakan kehangatan jika sedang berkumpul bersama temannya. Membicarakan berita-berita yang sedang hangat yang terjadi di berbagai belahan dunia. Jadi terciptalah rasa nyaman karena mereka saling paham dengan apa yang mereka bicarakan. Dan mereka pun kembali membuka media sosial yang memberitakan tentang apa yang mereka bicarakan.

Selain melihat berita yang sedang viral, para remaja juga mencari sesuatu yang sedang tren. Satu hal yang terlihat menarik dan memiliki daya pikat penonton, jika diposting di media sosial maka akan menimbulkan terwujudnya suatu tren atau yang biasa disebut viral. Seperti yang sedang gencar saat ini, yaitu syair "Bercandya", dan juga "Kiw kiw cukuruku empo jeru". Hampir semua template media sosial penuh dengan syair bercandya dan kiw kiw cukuruku empo jeru. Sampai di sekolah pun atau di lingkungan pertemanan remaja-remaja tersebut menggunakan syair tersebut.

Remaja era milenial seperti sekarang ini juga selalu berekspresi di media sosial mereka. Bergaya sesuai dengan trend yang sedang viral. Ataupun hanya sekedar foto selfi namun diberi irama yang mereka gemari. Mereka juga akan bangga jika sudah berekspresi di media sosial. Apalagi jika mendapatkan banyak like. Akan lebih bersemangat lagi tentunya untuk terus upload kebahagiaan-kebahagiaan mereka.

Remaja yang bersekolah maupun tidak bersekolah tidak akan pernah ketinggalan dengan informasi-informasi terbaru dan ter up to date. Karena mereka selalu mengecek media sosial di gadget mereka. Media sosial yang digemari oleh remaja sekarang ini yaitu TikTok. Dari TikTok tersebut akan dapat dengan mudah mengakses sesuatu yang sedang trend, berita-berita ter up to date. Atau juga tutorial-tutorial tentang kebutuhan hidup. Dijelaskan secara singkat dan mudah dipahami. Maka dari itu media TikTok menjadi media sosial yang digemari oleh remaja saat ini.

Dengan begitu media sosial merupakan konsumsi utama yang sangat diminati oleh para remaja. Dan para remaja tidak akan pernah melewatkan setiap harinya untuk mengikuti perkembangan berita, trend, dan style yang ada di platform media sosial. Para remaja akan terus berusaha untuk memiliki kuota agar selalu terhubung dengan platform media sosial. Hal tersebut yang disebut dengan FoMO (Fear Of Missing Out) rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun