Mohon tunggu...
Dewi Erapratiwi
Dewi Erapratiwi Mohon Tunggu... lainnya -

Pengelola pra-sekolah, play group dan TK, selama hampir 17 tahun. Ibu tiga putri

Selanjutnya

Tutup

Humor

Say 'No' to Selingkuh

21 Desember 2012   15:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Waduh kalau ngomongin soal yang satu ini ‘per-se-ling-kuh-an’..biasanya hatiku langsung ikutan puanaaazz, langsung nyolot, kebakaran, atau apapun istilahnya, pokoknya bikin kheki berat deh. Makanya sebelum memulai, aku mau ‘mendinginkannnya dulu’ dengan mengecap nikmatnya cappuccino  dulu ahhh....hmmm biar bisa ngebahasnya dengan lebih jernih.

Gimana nggak panas kalau masalah yang satu ini begitu dekat dengan kita kita semua yang sudah terikat dengan komitmen, karena setelah salaman ( baca: buat komitmen) dengan pasangan, saat itulah segala bentuk pengembaraan hati, emosi, imajinasi maupun  fisik kepada orang lain  akan sangat melukai nilai komitmen itu, sangat diragukan akan kembali utuh kepercayaan pada pasangan yang sudah kena virus selingkuh ini, yang  ada tinggal perasaan tak berharga, tidak percaya dan terluka yang susah banget untuk dibangun kembali, makanya banyak yang tidak berhasil menyambungnya kembali komitmen yang sudah terluka begini. Kalaupun ada pasangan yang berhasil melewati fase seperti ini, patut diacungi jempol. Karena mereka pasti akan melewati banyak rasa sakit yang hanya bisa diobati oleh alasan akan keputusan mereka bertahan, jika alasan bertahannya adalah ogah membuat anak anak menderita, boleh juga sih...karena alasan itu memang ada didepan mata dan jika mengolahnya bener maka alasan itu akan jadi jalan untuk mereka kembali membangun hubungan lagi dan tentu saja memperbaiki komitmen yang dulu.( pernah kepikir ide , kalau pasangan selingkuh ada baiknya kita juga selingkuh jadi kalau satu sama kan udah, saat kita curiga dia mbayangin selingkuhannya, kita juga mbayangin saat saat indah bersama selingkuhan kita,  jadi sakit hati kita ada tamengnya, asal nggak diterusin kan aman aman aja, toh kita sudah sepakat nggak akan mengulangi....hihihi ini ide gila ya, nggak dijamin manjur lho, malah bisa bikin parah keadaan....hihihi....)

Yang jadi pertanyaan besarnya adalah jika perselingkuhan ini bisa membuat hancur segala yang sudah susah susah kita bangun berdua, ngapain kita selingkuh ya? (kayaknya yang tanya begini, belum pernah ngrasain selingkuh....hehehehehe)

Jadi pertanyaannya begini :” kenapa seseorang tega berselingkuh” kok tega bener sama bininya yang sudah ngikutin dia saat susah - seneng, nglahirkan anak anak yang juga di cintai, merawatnya saat dia sakit, dulu pernah cinta cintaan sama dia, kenal sama orang tuanya, nggak malukah sama saudara-handai taulan kalau ketahuan, belom lagi kalau pasangan selingkuhnya juga punya pasangan, apa nggak males berantem sama mereka yang terkhianati, belum lagi pasti kecatat dalam sejarah kita bahwa kita pernah selingkuh, paling enggak anak anak kita akan mengenang itu sebagai noda hitam di antara kenangan akan kita, untung untung kalau saat meninggal nggak disebut sebut jalan hidupnya......wah pokoknya serba “males” deh......tapi toh banyak aja orang selingkuh ya...

apa karena aku belum pernah ya (nggak ngarep ahhh.....males sama konsekwensi yang harus diterima) jadi nggak bisa meng-ilustrasi-kan kejadian, detik demi detik saat seseorang memutuskan untuk ber KHIAnAT( tuh kan....panaaaazzz).

Beberapa referensi berupa ulasan dimajalah, buku ataupun cerita dari korban perselingkuhan, katanya, pelaku selingkuh itu bukan karena tidak mencintai pasangan(56%) atau bukannya tidak bahagia, bahkan biasanya juga ekonomi sudah mapan ( ni orang kurang kerjaan apa ya), selingkuhnya biasanya sama orang yang dikenal (makanya kok banyak yang selingkuh setelah reuni ya, atau ketemu temen lama di twitter, sama temen sekantor, dsj) pokoknya kalaupun dicari cari alasannya ya ada ada aja yang jelas hasilnya terjadi sudah perselingkuhan itu....

Suatu saat, mungkin waktu itu aku lagi kurang kerjaan, ngebayangin masalah macam ini bener bener mengganggu emosiku, sering nggak abis pikir, bodoh bener sih mau melakukan hal yang pasti hasilnya , kemarahan, kekecewaan, kesedihan, penyesalan walaupun nyeselnya belakangan karena selingkuhan lebih bohay jadi baru terasa kalau sudah peot, sakit sakitan, baru sadar kalau pilihannya malah menyengsarakan...pokoknya enggak baget deh, tapi kenapa sih kok banyak yang terjebak dalam lobang itu.....lalu akupun mulai membayangkan gimana rasanya kasmaran/jatuh cinta/terpesona atau apapun deh pokoknya saat hati ini terus memikirkan dia, selalu teringat dia dan kayaknya semua bisa aja dihubung-hubungkan dengan si dia, rajin celingukkan cari berita soal dia, maunya ceritaaa terus tentang dia, mengagumi semua tentang dia bahkan suara batuknya aja enak banget didengar, baru lihat sendalnya aja udah senyum senyum sendiri, membayangkan seluruh dunia musnah dan tinggal aku sama dia, mendadak giat diet, dll .... konon tanda tanda  jatuh cinta ini sama aja di orang muda atau udah tua, semua jadi ‘kalang-kabut’ dan bersemangat. Kata ibuku, “orang jatuh cinta itu seperti kehilangan jati dirinya” mungkin maksud ibuku, bisa bisa lupa istrinya, anaknya pun kayak nggak pernah ada, yang ada ya cuma perasaannya yang sedang bergejolak dan itu excited banget .... pantes aja  lupa sama akibatnya ya, itulah jebakan alam yang sangat alami....

Payah deh kalau sudah di titik itu, susah nariknya lagi, karena butuh kemauan yang kuat dari diri sendiri karena memang bener bener tergantung dengan diri  sendiri, mau bilang istri, ya lihat-lihat dulu...jangan jangan malah dibantai sama istrinya.

Berarti kesimpulannya, supaya terhindar darinya........kita jangan sampai ada diposisi itu, dijaga, disadari, diusahakan jangan deh......karena susah nyadarin diri sendiri karena disaat yang sama sekaligus sedang exited banget ....

Berarti lagi perlu kiat juga dong untu tidak menginjak ranah berbahaya itu.....gimana ya? kalau ngikut caranya Tuhan lewat ajaran agama, apapun yang mendekati kepada jalan salah (padahal cuma mendekati) itu ya jangan dicoba lakukan. Mungkin caraku bisa dicoba ya....,aku percaya  soalnya jalan ini aman banget yaitu : jangan pernah berduaan dengan lawan jenis (termasuk sms-an, bbm-an, twitter-an), mau sekali apalagi lebih dari sekali soalnya biasanya pembicaraan akan menjurus yang pribadi, itu artinya kita sudah membuka pintu untuk intim. Misalnya.” putranya berapa mas?” lalu mulai crita yang pribadi pribadi lain, lama lama kepancing soal yang sensi yaitu mengeluh soal pasangan, lalu saling curhat, saat itu kayaknya temen ngomong kita tuh baikkkk banget, pengertian, pandai menenangkan, ngasih semangat.....padahal taruhan deh sama pasangan yang sebenernya dia belum tentu begitu, karena pengaruh suasana pecah deh pager ayu....runyam nggak? udah dehhhhhh, cari cara supaya kejadian begini ini nggak kamu lakuin, asal niatnya kuat pasti bisa kok dan nggak bakal mbuat kita jadi kuper, banyak jalan untuk bersosialisasi. Sekali lagi asal ada kemauan...jadi nggak mbantah mbantah....hehehehe

Lalu yang juga manjur adalah kita harus bisa membayangkan akibatnya, kalau aku jadian sama dia, siap nggak dengan segala konsekwensinya, ini rumah tangga pasti ancur, anak anak gimana? Dan akan ada perubahan yang besar dengan hidup keseharian dll yang sedih sedih deh pokoknya.....siap enggak dengan itu semua, tapi kalau gejolak hati begitu bergolaknya sehingga semua itu tetep nggak ngaruh, coba bayanginn aja pasangan barumu itu ternyata kayak setan atau ternyata alien, cerewetnya auzubillah, pencemburu, bentar lagi juga dia nyleweng dengan orang lain, jorok, seneng ngutang, mendadak gembrot, mukanya mencong, kakinya ternyata tiga..... hehehehe apapun deh....pokoknya bisa BIKIN KAMU ILFIL dan NGGAK JADI SELINGKUH  dan  tetep berpikir jernih jadi kamu nggak akan mengambil langkah yang akan kamu sesali seumur hidup.

Sebel banget memang , membayangkannya aja udah marah ya....amit amit jangan sampai deh...... tapi ya itulah kenyataannya , barang begituan jaman kayak begini kejadiannya seperti semudah membalik tangan....ckckckck...memang itu semua dinamikanya orang hidup, karena sudah terlanjur hidup ya tetep rumusnya jalani aja, optimis dengan semua prasangka baik kita..jaga baik baik semua yang sudah kita miliki, mungkin justru resep yang paling manjur adalah pintar pintarnya kita selalu mensyukuri apapun yang kita punya....termasuk pasangan hati kita.” SAY NO TO SELINGKUHHH”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun