Matahari terbit malu-malu. Sinarnya mulai menyapai wajah-wajah ceria itu. Mereka berusia sekitar 7-11 tahunan. Pukul 6.30 pagi, mereka baru saja bersenam pagi bersama. Acara pesantren kilat sudah berjalan kurang lebih 1 minggu.
"Kak, kapan sih waktunya makan?" Rizky bertanya. Kakak pembina tampak santai menanggapi pertanyaan Rizky, walau sebenarnya serius juga. Jam makan belum tiba. Kakak ini tidak langsung mengatakan bahwa sekarang belum masuk jam makan.Â
"Rizky lapar, ya? Kalau di rumah emang makan pagi jam berapa?" Si kakak tampak akrab dan semangat sekali mendengarkan jawaban Rizky. "Kalau di rumah, bangun tidur aku langsung makan, kak"
"Oo... jam berapa?" Si kakak tampak semakin antusias.
"Jam tujuh pagi"! jawaban Rizky mantap.
"Hmm, gak shalat subuh, dong? Si kakak santai menanggapi Rizky, namun penasaran juga dengan kebiasaan Rizky di rumah.
"Nggak, aku kan baru kemarin mulai sholat, kak, saat baru tiba di Tuban ini!" cerita Rizky polos.
"Rizky, jam makan pagi dimulai pukul tujuh. Rizky gak mandi? Kalau Rizky sama teman-teman selesai mandi, kita akan makan bersama di lapangan sana." Kakak itu menunjuk area yang sering digunakan untuk acara makan bersama.
"Tapi kalau Rizky lapar, gak apa-apa kok makan aja makanan kecil yang dianterin mama kemarin itu. Soalnya, kakak-kakak di sini gak menyediakan makanan kecil. O, iya... kalau teman-teman Rizky melihat, gimana coba? Kan mereka gak kakak izinkan makan sekarang. Pasti mereka semua protes ke kakak."
"Kalau semuanya minta makan sekarang kan jadi rame, nanti acara hari ini gak lancar. Kalau sudah rame begitu, ribut deh! Rizky gak mau kan teman-teman Rizky jadi ribut dan gak tertib? Rizky mau acara kita berjalan lancar, kan?" terang si kakak bijak.