Mohon tunggu...
Dewi dewi khusnah
Dewi dewi khusnah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Hiduplah saat ini sekarang, sadari akan keberadaan Nya setiap waktu, agar hidup lebih diberkahi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Semut

17 Juni 2024   17:17 Diperbarui: 17 Juni 2024   17:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar dari semut, selama ini semua orang telah banyak belajar dari semut karena menjadi nama dari salah satu surat di kitab Alquran. Semut dianggap makhluk Alloh yang memiliki banyak sifat baik. Mulai sifat gotong royong nya, kerja kerasnya dan mereka dapat mendengar cukup jauh jaraknya dibandingkan manusia. 

Selain itu semut juga dapat mendeteksi adanya racun dalam makanan. 

Kali ini saya akan membahas dari sisi yang lain. Semut adalah makhluk kecil yang ketika ada teman yang bergotong-royong. Adakalanya mereka ada yang bekerja keras , ada yang tolong menolong tapi ada juga yang bersifat kurang baik yaitu mereka berada diantaranya. 

contoh pernah saya melihat ketika semut membawa makanan ketika ada banyak teman-temannya mengangkat makanan tersebut di tempat yang sama ada yang naik di atas makanan tersebut. Sehingga menjadi beban bagi teman-teman yang membawanya.

 Ini sama seperti sifat manusia ketika banyak orang saling tolong-menolong berusaha bergotong-royong. Adakalanya mereka memanfaatkan kegiatan tersebut untuk kesenangan dirinya. Mengambil keuntungan pribadi diatas kepentingan golongan. 

Ini membuktikan bahwa ketika kita belajar dari apapun pasti ada efek positif maupun tidak positifnya karena di alam semesta ini kedua hal tersebut saling berhubungan adanya positif Karena ada yang tidak positif . Dan diantara mereka ada yang bersifat netral , semuanya adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita tinggalkan. Artinya perbedaan sifat dari mereka semua itu merupakan rahmat bagi alam semesta . 

Kita sebagai manusia ketika melihat seseorang yang lagi berada pada sifat yang kurang baik maka kita harus bisa memandangnya dengan penuh bijaksana. Kita harus menyelami apa? mengapa? dia itu melakukan hal tersebut jangan langsung di justifikasi bahwa dia tidak baik

 Adakalanya ketidakbaikan yang ada di dalam mata kita ketika memandang Itu adalah sebuah pembelajaran bagi seseorang yang melihatnya

 Pernahkah kita melihat sebuah video yang beredar? dimana seseorang digigit kakinya oleh semut sehingga orang itu marah sekali dan akhirnya dia pindah dari tempat berdirinya semula. Ternyata hanya beberapa detik dari gigitan semut tersebut dan dia pindah terjadilah sebuah hal yang tidak bisa dipikirkan yaitu ada mobil yang menabrak tempat-tempat di mana dia berdiri tadi. Coba bayangkan jika tadi dia tidak pindah, tentunya semua penonton yaqin jika orang tersebut akan meninggal. Namun semuanya tidak terjadi lantaran dia marah sama semut yang menggigit. Semut menggigit bagian dari sifat tidak baik di awal, namun berubah seketika ketika ada hikmah dari peristiwa tersebut. 

ini menunjukkan bahwa segala hal dikatakan baik atau tidak baik itu perlu waktu untuk melihatnya ada contoh lagi ketika gunung meletus orang berbondong-bondong mengatakan itu sebuah musibah masih ingat gunung Semeru, gunung berapi dan semua gunung-gunung di Indonesia yang meletus tetapi Setelah 1 tahun 2 Tahun Lamanya ternyata terjadilah yang namanya kesuburan tanah atau menjadi tempat untuk rekreasi yang membawa dampak pada peningkatan pariwisata di tempat tersebut. 

Hal ini membuktikan bahwa apa yang tampak sebelumnya itu adalah sebuah pembelajaran bagi kita atau ibaratnya ada hadiah yang belum kita buka di mana bungkusnya adalah peristiwa yang tidak menyenangkan namun ketika kita mampu dengan bijaksana melihat apa yang terjadi setelahnya itu maka pembelajaran yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun