Judul itu tiba-tiba muncul setelah mengingat bagaimana nabi Adam a.s jatuh dalam perilaku dosa pertama kali karena makan. Padahal beliau berada didalam syurganya Alloh, dan beliau adalah manusia pertama yang diberi pembelajaran langsung oleh Alloh swt, paling cerdas diantara malaikat dan syaitan. Karena makanan itu beliau harus tobat. Dari sinilah kebanyakan dosa semua berawal. Seseorang mungkin dapat menghindari perbuatan maksiat seperti tidak sholat, tidak zakat, tidak haji atau perbuatan lainnya. Namun seseorang akan merasa sulit jika sudah dihadapkan pada faktor makanan, banyak orang melakukan korupsi karena makanan. Rela melakukan kebohongan demi uang, yang ujungnya juga pada faktor makanan. Bahkan kadang kita kurang teliti dalam memakan makanan, menganggap makan hanya sebagai kebutuhan manusia, kebiasaan manusia sehingga seringkali kita lupa untuk mensyukurinya. Sehingga makan kita kadangkala seperti binatang, ada yang sambil berdiri, sambil berjalan, sambil berlari bahkan sambil tidur padahal tidak sakit. Ada juga yang mirip orang kafir yang suka mencela makanan, tidak berdoa sebelum makan atau setelahnya. Bahkan ada yang menyerupai syaitan yaitu makan menggunakan tangan kiri, tidak memperhatikan kehalalannya.
Makanan sumber energi untuk jasmani rohani. Sebagai sumber energi jasmani, kita harus senantiasa menjaga makanan kita agar senantiasa toyyibah. Apa itu toyyibah ? secara bahasa artinya baik, secara istilah makanan yang bernilai gizi yang tinggi dan baik secara perolehannya maupun zatnya. Agar memperoleh makanan toyyibah, kita harus mengetahui kandungan vitamin, kalori, karbohidrat atau zat yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena makanan yang baik tersebut akan menjadikan tubuh kita sehat, ada pepatah mengatakan " Men sana incorpore sano" didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Sehat itu luas, ada sehat jasmani , ada sehat ruhani, keduanya saling berkaitan. Adakalanya karena sakit jasmaninya menjadikan seseorang menjadi putus asa, suka marah-marah sehingga secara mental ruhaninya sakit. Adakalanya seseorang yang pembenci, pemarah akan menjadikan dirinya terkena darah tinggi dan stroke. Demikian pula sebaliknya adakalanya seseorang menjadi bahagia setelah mengkonsumsi coklat, sehingga kesehatan ruhaninya menjadi baik. Adakalanya seseorang melakukan zakat berbagi kepada sesama sehingga ia memiliki hati yang bersyukur menyebabkan dia sembuh dari sakitnya.
Sebagai sumber energi ruhani, makanan yang kita makan akan membentuk jiwa sesuai dengan zat yang kita makan atau kita minum. Jika makanan yang kita makan itu bersifat halal, maka ia akan menjadi darah yang halal, darah yang halal tersebut memiliki energi positif sehingga energi-energi positif tersebut akan saling mengikat kuat dan akan memancarkan pada jiwa kita yang positif pula. Â seseorang yang selalu menjaga makanannya agar selalu halal, akan mudah untuk menerima kebaikan serta memberikan kebaikan. Ada banyak contoh orang yang senantiasa menjaga makanannya agar selalu halal. Lihat kisah Abubakar ashiddiq yang selalu menanyakan kehalalannya sebelum dia makan, menjadikan beliau orang memiliki derajat tinggi disisi Alloh dan Nabi. Pernah suatu hari beliau tidak sengaja diberikan makanan yang tidak jelas kehalalannya, setelah ia menelannya beliau berusaha untuk mengeluarkannya hingga beliau memuntahkannya. Karena menurut beliau makanan yang masuk tadi ( yang tidak jelas kehalalannya) akan menyeret kita pada tertutupnya hati seseorang dari Nurulloh, sehingga menjadikan sholat tidak khusuk. Jika beramal kurang ikhlas, cenderung ingin berbuat tidak baik.
Makanan yang haram menyebabkan tidak diterimanya amal ibadah seseorang, Â karena kandungan darah yang tercampur makanan haram seperti yang telah dijelaskan diatas, cenderung memiliki efek negatif (dhulumat) gelap. Â Kegelapan yang dilakukan secara terus menerus, akan menutup pemikiran, keinginan untuk berbuat baik. Makanan yang diperoleh dengan tidak baik akan menyimpan energy yang tidak baik pula, hal ini pernah dibuktikan oleh seorang peneliti dari Jepang Dr. Masaru Emoto, yang meneliti kandungan energy dalam air setelah diberikan kata-kata positif atau tidak positif. Hasil penelitian menunjukkan makanan yang diberikan kata-kata positif cenderung memiliki kandungan yang bagus, menjadi fermentasi seperti tape. Sedangkan makanan yang diberikan kata-kata tidak baik akan cepat membusuk. Dari penelitian tersebut menunjukkan makanan atau air itu dapat merespon energy dari luar dirinya. Nah bagaimana jika makanan yang kurang baik energinya masuk kedalam tubuh kita. Tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan yang memakannya. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan jika makanan yang kita santap sangat menentukan tubuh fisik kita, sebagai pengendali pikiran dan perasaan kita. Jika fisik kita kurang sehat tentunya ia kurang mampu mengendalikan pikiran dan perasaan kita. Tidak hanya itu penting bagi kita untuk selalu berdoa ketika melakukan aktivitas terutama saat makan, karena saat kita berdoa sebelum makan setidaknya kita mengisi makanan kita dengan energy yang baik. Yang tentunya diharapkan akan membawa efek positif pada tubuh kita yang lain. Yaitu tubuh mental, tubuh intuitif dan spiritual. (Beth gibs , Lima lapisan kesadaran diri : Jurnal Trauma research Foundation terbit 8 maret 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H