ulat dibunga samping rumah, anakku yang sudah remaja berteriak ketakutan. Aku tersenyum melihat tingkah lucunya, dia lari hampir terkena tembok dekat pintu. Dengan terengah-engah ia memeluk tubuhku, aku jadi kasihan melihatnya. akhirnya aku suruh dia tenang, dan duduk disampingku. Karena hari ini dia masih puasa Ramadhan dihari ke 5, "ayo duduk sini, sama mama"kataku. iya mama, kata anakku.
Mama...adaSambil menahan rasa takut, yang terlihat dari mukanya yang pucat dan tangannya yang dingin. Dia duduk disampingku, kemudian aku berusaha menenangkannya dengan membahas betapa pentingnya ulat dan pembelajarannya bagi makhluk yang bernama manusia.
"emang apa pelajaran yang kita peroleh dari seekor ulat yang menjijikkan dan membuat tubuh gatal jika terkena tubuhnya"kata mila anakku. "tentu banyak pelajaran yang kita peroleh anakku, kamu mau tahu atau pingin tahu banget"kataku padanya. " ya iya ma" sambil merengek. karena anakku tergolong darah B, ia akan mudah terpancing dengan sesuatu yang ingin dia ketahui
. Anak darah B, keingintahuannya luar biasa, namun sayangnya banyak guru disekolah tidak memahami karakter golongan darah pada pendidikan. lain kali akan saya bahas ditopik tersendiri. segera aku mulai menjelaskan kepadanya tentang hakikat penciptaan seekor ulat bagi manusia jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan.
Ulat adalah hewan diciptakan oleh Alloh swt dengan keunikan tersendiri, melalui metamorfosenya. Ulat-Kepompong-kupu-kupu. Tatkala masih menjadi ulat, ia akan menjadi hewan yang terhinda karena kelakuannya yang suka memakan daun-daun hijau tanaman milik para petani, ia adalah hama yang harus dibasmi. Bahkan termasuk hewan yang paling dibenci dikalangan hampir semua manusia, karena melihatnya saja geli, jika tersentuh tubuh, kulitnya terasa gatal dan terbakar, muncul bentol-bentol kemerahan. Bahkan sangat dipastikan semua orang jika melihatnya, akan muncul sifat ingin membunuhnya, entah dengan diinjak, dipukul, disemprot pakai pestisida atau dengan cara-cara lain yang lebih mematikan. Saat menjadi ulat ia akan memakan segala daunan pepohonan yang pastinya akan gagal panen.
Namun semua itu tidak lama, karena setelah itu ulat akan masuk kedalam cangkangnya, menjadi kepompong. Saat menjadi kepompong inilah, ulat melakukan puasa, tidak makan, tidak minum bahkan tidak kemana-mana hanya berdiam diri dalam kepompong. Hingga ia berhasil bertransformasi menjadi kupu-kupu, bersayap dan memiliki aneka warna. Kupu-kupu dinanti oleh semua makhluk termasuk tanaman bunga, karena adanya kupu-kupu mereka bisa melakukan pembuahan.Â
Tidak hanya itu, adanya kupu-kupu menunjukkan suatu daerah memiliki udara yang bagus dan menyehatkan. Bahkan penelitian menunjukkan, satu kepakan kupu-kupu dapat menghindari bencana angin tornado. kalau kamu gak percaya silahkan googling aja keterangannya. "wow keren", apalagi ma, kalau disambungkan dengan bulan Ramadhan apa ayo?" kata mila
Saat ulat menjadi kepompong, bukankah ini sama dengan kita berpuasa. karena dia tidak makan, tidak minum lalu kemudian ia berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, menyenangkan bagi makhluk lain.Â
Sebagai manusia yang berpuasa, tentunya kita berharap ada perubahan dalam diri kita. Karena tujuan berpuasa adalah mencapai derajat ketaqwaan, yaitu derajat tinggi, dimana manusia dapat merasakan kehadiranNya setiap saat dan setiap waktu. Sehingga ia menjadi manusia yang senantiasa terjaga kesadarannya, ia menjadi makhluk yang bermanfaat bagi sekitarnya dinantikan kehadirannya, dirindukan saat kepergiannya. Sudahkah, Puasamu seperti ulat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H