Mohon tunggu...
Dewi Debby Febriani
Dewi Debby Febriani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni Universtas Muslim Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Persamaan PLN dan SBY?

30 September 2014   23:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:53 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini sejumlah kota di Indonesia sering sekali pemadaman listrik, termasuk di kota saya, saya yakin begituPun di kota anda? Pemadaman listrik alias mati lampu mulai kembali dilaksanakan oleh PLN. Tak tanggung-tanggung, pemadaman dilakukan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
Tak hanya itu, pemadaman listrik ini sering dilakukan tanpa alasan yang jelas. Pasalnya, selain tidak ada gangguan cuaca seperti hujan deras atau angin kencang, PLN sekenanya sering memadamkan aliran listrik. Belum lagi pemadaman yang dilakukan dalam sehari bisa sampai dua kali dengan jangka waktu yang lumayan panjang bisa sampai 4 jam per sekali mati lampu, atau dengan kata lain dalam sehari ada durasi 8 jam listrik dipadamkan. Bagi seorang usahawan yang menggunakan listrik sebagai salah satu penopang usahanya tentu ini sangat merugikan.
Nah terus hubunganya dengan SBY apa dong?

26 September 2014 adalah hari ketika parlemen merampas suara rakyat. Mari kita simpan dengan baik kenangan ini: Golkar, Gerindra, PKS, PPP, dan PAN adalah partai-partai yang mendukung penghapusan pemilihan langsung kepala daerah.

Sementara, partai yg di pimpin oleh bapak SBY  yang seharusnya bisa menggagalkan perampasan atas hak rakyat itu memilih walk out, mendiamkan Demokrasi mati dibunuh!

Ironisnya, ini terjadi di akhir kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang oleh dunia, dipuji sukses mengkonsolidasikan demokrasi Indonesia.

Yudhoyono, orang yang paling menikmati pemilihan langsung, dan sebetulnya bisa mencegah, membiarkan suara rakyat dirampas. Sebagai nakhoda partai Demokrat, Yudhoyono yang dua periode menikmati kekuasaan karena dipilih secara langsung, membiarkan demokrasi mati di tangan parlemen. Dan ia, seperti biasa, hanya bisa mengeluh, dan menuding anggota fraksinya yang walk out, tidak mematuhi instruksi partai.

Terus Persamaan keduanya apa dong?

saya pun menangis dan menawab , Yang satu matikan lampu, yang satu matikan demokrasi.

Tetapi dari semua hal tersebut, kita sebagai masyarakat kecil hanya bisa menggerutu ketika PLN memadamkan aliran listrik, dan ketika Bapak SBY menandatangani undang-undang tersebut nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun