Mohon tunggu...
Humaniora

Abaikan Persepsi Kuno Senior Bermasalah

7 Oktober 2017   16:16 Diperbarui: 7 Oktober 2017   16:32 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siswa memiliki kebebasan dalam berpendapat mengenai apa dan siapa orang yang berada di hadapannya, pandangan seorang siswa didapat ketika siswa itu melakukan interaksi langsung maupun sekedar melihat dengan visualisasi mata. Terkadang kita berfikir apakah yang  kita lihat itu benar-benar baik ataukah hanya persepsi yang terbawa oleh orang-orang sebelum kita yang memiliki masalah dilingkup sekolah.

Mengenai bagimana seorang guru itu mengajar, bagaimana seorang guru itu membimbing, sampai kepada bagaimana seorang guru itu melakukan pembinaan yang bertujuan untuk mendisiplinkan siswa-siswi yang bermasalah dilingkungan sekolah. Dari sinilah timbul persepsi  negatif mengenai tugas-tugas dari seorang guru BK. Apa sajakah persepsi itu?  saya akan membahas satu persatu mengenai pandangan yang salah dari seorang guru BK.

Sering kali tugas dari seorang guru BK disamakan atau bahkan dipisahkan dengan mata pelajaran yang ada disekolah. Hal ini berarti bahwa guru BK tidak diberi kesempatan untuk memasuki ruang kelas dalam hal pelajaran. Guru BK dianggap sebagai guru yang ruang lingkup kerjanya hanya berada pada ruang bimbingan dan konseling dengan tujuan untuk menangani masalah-masalah negatif yang dilakukan oleh seorang siswa. Atau justru sebaliknya seorang guru kedudukannya disamakan dengan guru fisika yang mengajar fisika, guru olahraga yang ikut melakukan praktik olahraga di lapangan.

Guru BK dianggap sebagai polisi sekolah, Tugas awal yang bertujuan untuk menertibkan siswa siswinya dianggap sebagai  satuan polisi sekolah yang rajin menunggu siswa yang telat di gerbang sekolah, Guru BK memiliki tanggung jawab yang sejatinya tugas itu adalah untuk mendidik siswa agar tertib dan disiplin dalam segi apapun terutama waktu agar saat memasuki dunia luar seperti kerja siswa-siswi tersebut mampu untuk disiplin dalam waktu sehingga dapat menghargai waktu orang lain. Sebagai panutan seorang guru BK juga wajib menaati peraturan dalam hal waktu sehingga tidak ada yang namanya guru itu telat.

Menangani masalah yang bersifat incidental, Tugas seorang BK itu bertahap bukan hanya pada waktu itu-itu saja, disela-sela waktu  guru BK juga memikirkan mengenai potensi-potensi peserta didik untuk nantinya dikembangkan dan diarahkan sesuai minat dan bakatnya. Disinilah tugas seorang guru BK terkadang tertutup, karena harus benar-benar meneliti, mencari dan menjaring siswa-siswinya agar mau mengembangkan bakat yang dimilikinya. Diantara dengan mengisi kuisioner, sehingga nantinya guru BK dapat mengarahkan peserta didik tersebut agar memiliki kualitas dalam dirinya.

Menangani klien-klien tertentu saja, maksutnya disini guru BK hanya menangani siswa-siswa yang bermasalah saja, ini adalah anggapan yang sempit sekali karena seperti yang sudah saya bahas sebelumnya tugas seorang guru BK itu sangat luas bukan hanya itu-itu saja bukan hanya menangani siswa yang bermasalah namun guru BK juga menjaring potensi peserta didik untuk diarahkan, Misalnya membina peserta didik untuk tau universitas mana yang akan dituju setelah lulus dari SMA.

Mungkin ada beberapa guru BK yang salah dalam penanganannya dalam hal ini seorang siswa yang ketahuan mencuri maka siswa tersebut akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Justru inilah yang menjadi point penting tugas dari seorang guru BK untuk membinanya menjadi lebih baik menunjukkan peran sekolah yang wajib menindak lanjuti seperti apa? bukan malah mengeluarkannya, Hendaknya seorang guru BK menghindari sifat-sifat maupun tingkah laku yang membuat peserta didik merasa takut bahkan menghindari yang namanya guru BK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun