Di mana dan kepada siapa kita harus berinvestasi agar selalu untung berlipat ganda dan tidak mengalami kerugian ? Ditambah lagi, kita tidak ingin pusing dengan segala tetek bengek aturan maupun mengawasi perkembangan investasi tersebut ? Adakah hal seperti itu di dunia ini ? Jawabanya : Ada Lah, benarkah ? Yang benar aja ? Bagaimana mungkin ? Di mana ? Dan pertanyaan lain pasti akan terus membombardir. Sedangkan jawabnya –bagi kita orang Islam, mudah dan singkat. Shadaqah. Shadaqah atau shadaqah, secara alur kerja mirip seorang manajer investasi. Itulah yang sedari awal disebutkan sebagai sebuah perumpamaan. Memberikan (biasa diistilahkan dengan membelanjakan) harta dengan jalan shadaqah pada dasarnya sedang melakukan investasi. Yang utama adalah investasi pahala di akhirat. Sebab, sebuah perbuatan yang dianjurkan agama dan dilakukan dengan ikhlas akan menjadi sebuah amal shalih. Ganjaran amal shalih adalah pahala. Makin banyak pahala, maka Allah –dengan keridhaan-Nya, akan memasukkan kita ke surga.
Jadi, dengan bershadaqah kita berinvestasi agar dapat ’membeli’ surga. Seperti halnya orang kaya, mereka terus berinvestasi agar keuntungan yang ditabung bisa membeli apartemen, vila, kapal pesiar, mobil mewah, pesawat pribadi dan sebagainya. Shadaqah ibaratnya adalah manajer investasi yang bekerja untuk kita. Shadaqah bahkan akan memberikan keuntungan ganda. Yaitu keuntungan di dunia, juga keuntungan di akhirat. Kebanyak dari kita beranggapan bahwa apabila kita bershadaqah maka shadaqah tersebut akan menjadi pahala yang memperberat amal kebaikan kita di akhirat. Ini tidak salah, tapi masih kurang. Selain mendapatkan pahala di akhirat, kita juga akan mendapatkan keuntungan di dunia. Jika keuntungan di akhirat sudah pasti –asalkan harta yang dishadaqahkan adalah harta yang halal dengan niat yang ikhlas lillahi ta’ala, maka keuntungan shadaqah dalam kehidupan dunia belum banyak digali dan diketahui. Sekali lagi, ini memang tidak salah. Sebab, para ulama selalu menekankan pentingnya niat ikhlas dalam beramal, terutama dalam bershadaqah. paket wisata singapura Kita semua tidak ingin, amal ibadah kita, termasuk bershadaqah akan hilang begitu saja jika kita tidak berniat ikhlas karena Allah. Kita hanya akan mendapatkan apa yang kita niatkan (seperti ingin pamer, dibilang dermawan, nggak enak ati, dan sebagainya), tapi pahala amal melayang. Padahal Allah dan Rasul-Nya sudah memerintahkan kita dengan tegas untuk beribadah dan beramal dengan ikhlas lillahi ta’ala. arsitek bogor
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS Al Bayyinah : 5) Yang dimaksud dengan ”memurnikan ketaatan kepada-Nya” adalah ikhlas karena Allah semata. Dalam hadits, Nabi saw juga mewanti-wanti, jangan sampai kita beribadah dan beramal bukan karena Allah dan Rasul-Nya. Beliau bersabda : ”Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya. Dan seseorang akan mendapatkan sesuatu berdasarkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia usahakan atau wanita yang ingin ia nikahi maka hijrahnya untuk apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari) Hadits tersebut berkenaan dengan amalan hijrah, yaitu kepergian Nabi saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Tapi pada dasarnya adalah semua amal ibadah yang dilakukan seorang muslim karena memang sabda Nabi saw tersebut disampaikan waktu beliau saw sedang hijrah. Intinya sama saja, setiap amal yang kita lakukan jika diniatkan untuk sesuatu maka insya Allah kita akan mendapatkan sesuatu itu. Jika ’sesuatu’ itu adalah Allah dan Rasul-Nya maka yang akan kita dapatkan adalah pahala dari Allah. Di sini pentingnya niat yang lurus dan benar yang selalu ditekankan oleh para ulama. Jangan sampai dalam beramal dan beribadah kita salah niat sehingga Allah tidak memberikan pahala pada kita, sungguh sayang. paket wisata singapura Selain niat yang ikhlas lillahi ta’ala, para ulama juga menekankan agar kita tidak mengungkit-ungkit pemberian atau shadaqah kita. Akibatnya, pahala yang sudah ditangan hilang begitu saja. Gampangnya, jika kita membantu saudara atau teman menyangkut masalah perekonomian dengan niat yang ikhlas maka kita sudah mengumpulkan satu pahala di sisi Allah. Namun ketika terjadi suatu permasalahan, katakanlah terjadi cek cok, keluar dari mulut kita, ”Kamu itu tidak akan bisa seperti ini kalau dulu tidak aku bantu !” Langsung pahala yang sudah kita tabung hilang begitu saja. Laksana tanah yang berada di atas batu licin, begitu ada hujan hilanglah segera tanah itu.
Allah sudah mengingatkan : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS Al Baqarah : 264) Jadi, dengan harta yang bersih, niat yang ikhlas, tanpa menyebut-nyebut atau menyakiti penerima, shadaqah kita akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda. Itu sudah pasti –sesuai janji Allah (Ia tidak pernah mengingkari janji). Sedangkan keuntungan di dunia dari shadaqah juga akan didapat. Keuntungan ini merupakan side effect (yang utama tentu pahala dari Allah) dari shadaqah. Pada kesempatan kali ini, keuntungan duniawi inilah yang akan digali. Untuk mempermudah penggalian tersebut, digunakan perumpamaan manajer investasi sebagaimana sudah dibahas di muka. paket wisata singapura ”Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al An’am : 160) Amal yang baik, termasuk di antaranya shadaqah. Jika kita bershadaqah, berapapun nilainya asal ikhlas, Allah akan mengganjarnya dengan pahala 10 kali lipat. Bukankah ini fantastik ? Oke, supaya tidak salah paham dan salah terima, kita jangan sampai membayangkan ketika bershadaqah Rp 1000 harta kita dalam waktu dekat akan menjadi Rp 10.000, walaupun hal itu bisa saja terjadi. paket wisata singapura. Tidak sedikit kisah-kisah para dermawan yang tanpa mereka sadari hartanya berlipat ganda 10 kali. Namun jika tidak terjadi, atau terjadi tapi tidak sebesar itu kita jangan kuatir. Janji Allah itu pasti. Allah berfirman : ”Sesungguhnya Engkau (Allah) tidak menyalahi janji.” (QS Ali Imran : 194) Lalu kalau tidak terima ’pengembalian’ yang dijanjikan itu, kemana larinya ? Kalau di dunia mungkin saja terjadi karena disunat oleh beberapa pihak. Kalau malaikat kan tidak mungkin menyunat rizki yang sudah Allah tetapkan ? Jawabnya, yang sepuluh kali lipat itu bisa saja berupa harta semua, tapi juga bisa juga tidak. Bisa berupa keselamatan (ujung-ujungnya uang juga, coba kalau kita sakit atau tabrakan, kan keluar uang juga), bisa berupa kemudahan (beberapa urusan yang membuat kita sudah dan keluar uang, bisa jadi menjadi mudah dan tidak keluar uang sepeser pun), bisa pula berupa kelancaran. Artinya, keuntungan yang tidak diterima secara cash tersebut telah dialokasikan sehingga kita tidak jadi menderita kerugian. Selain itu, jika kita masih mempunyai banyak dosa, keuntungan tersebut bisa jadi dialokasikan untuk menghapus dosa tersebut. Yang pasti, nilai 10 kali itu akan didapat, baik fisik maupun non fisik, baik cash maupun non-cash. paket wisata singapura Belum lagi jika kita membaca janji Allah yang satu ini. Dalam bershadaqah di jalan Allah, kita akan mendapatkan ganjaran 700 kali lipat, bahkan lebih ! Mari kita simak firman Allah : ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah : 261) Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan orang yang bershadaqah akan mendapatkan balasan 7 x 100 alias 700 kali lipat. Itupun, sesuai janji Allah, Ia bisa melipatgandakan lagi bagi siapa saja yang dikehendaki. Artinya, yang 700 kali lipat itu berlaku umum. Sementara bagi ’kekasih’ Allah, para hamba-Nya yang shalih, mereka yang bershadaqah dengan sangat ikhlas, pada saat yang tepat dan tepat sasaran, Allah akan memberinya lebih.
Dan asal tahu saja, Allah itu Maha Luas karunia-Nya sehingga berapapun yang akan diberikan-Nya, tidak akan mengurangi kekayaan-Nya. paket wisata singapura Namun, semua itu hanyalah perumpamaan untuk mempermudah kita memahami ayat-ayatnya. Termasuk tentang shadaqah laksana manajer keuangan. Tidak ada maksud untuk memvisualisasikan sesuatu yang ghaib, terlebih Dzat Allah itu sendiri. Perumpamaan juga kadang pas kadang kurang pas, dan yang seperti itu harap bisa dimaklumi. Kembali ke soal shadaqah sebagai manajer investasi. Dari segi keuntungan, shadaqah memberikan jauh lebih banyak daripada manajer investasi manapun di dunia. Lalu dari segi proses, kita sudah belajar bagaimana cara atau proses berinvestasi melalui manajer investasi. Kita harus mengindentifikasi bisnis atau instrumen-instrumen yang akan kita masuki, di sini kita dibantu oleh sang manajer. Kemudian kita harus merencanakan investasi di bisnis apa. Lalu harus mengontrolnya, harus mengasuransikannya dan sebagainya. paket wisata singapura Shadaqah sebagai manajer investasi tidak perlu seribet itu. Tinggal harta diserahkan “sang manajer”, ia akan bekerja sendiri untuk melipatgandakan harta tersebut. Tidak perlu identifikasi tempat-tempat mana yang harus diberikan shadaqah. Semuanya bernilai sama. Bahkan, dalam sebuah hadits dikatakan seseorang yang bershadaqah kepada orang kaya pun pahalanya diterima. Tidak perlu merencanakan, tidak perlu mengontrol apalagi melindungi investasinya itu. Semua akan diatur dan ujung-ujungnya kita akan menerima pahala dari Allah dan juga tambahan rizki-Nya. Tidak perlu repot dan banyak pikiran. paket wisata singapura
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H