Mohon tunggu...
Dewi Arisnawati
Dewi Arisnawati Mohon Tunggu... -

seseorang yang sedang belajar menapaki dan memaknai hidup.............

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terpesonaku....

22 Maret 2011   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepat pukul empat sore Nana merebahkan dirinya di ranjang ntuk menghilangkan rasa capek sepulang dari les. Kemudian terlintas di benaknya tentang tugas-tugasnya yang menumpuk. Ada matematika, uuuhh terbayang deretan angka di benak Nana. Ada tugas Bahasa Inggris dan Nana pun teringat betapa malasnya membuka kamus yang tebalnya hampir menyerupai bentuk kotak kado yangdiberi oleh ayahnyaketika ia memenangkan juara II seni lukis tingkat provinsi. Yah hanya bakat melukis yang dimiliki Nana. Satu lagi tugas Bahasa Indonesia. “ini yang paling gampang, ngerjainini dulu ah…..” begitu anggapan Nana terhadap pelajaran yang satu ini.

Nana mencoba bangkit dari ranjang tidur, kemudian mengambil satu lembar kertas HVS bertuliskan “ BUATLAH SATU CERITA PENDEK, TEMA DAPAT MENENTUKAN SENDIRI. DIKUMPULKAN BESOK, SEBELUM BEL MASUK.”

Begitulah ultimatum guru bahasa Indonesia.

Kata demi kata ditulisnya dalam kertas putih. Sudah separuh Nana menulis cerpennya, tapi ngga tau kenapa konsentrasi Nana tiba-tiba buyar. Dia tidak bisa berfikiruntuk menyelesaikan cerpennya. Kamus Bahasa Indonesia nya pun dikeluarkan untuk membangkitkan inspirasinya. Tetapi upayaitu tetap juga gagal. Pikirannya hanya tertuju pada coeo yang senang menggenjreng gitarnya, dilengkapi dengan mulutnya yng komat-kamit. Entah apa yang tengah diucapkannya.

Ya cowo itu adalah tetangga baru Nana yang datang dari Surabaya dua minggu lalu.

Seno…….. begitulahorang tuanya memanggil anak itu. Belum deket banget sih, tapi Nana dan Seno sempat mengobrol di teras rumah Nana. Mereka saling bertukar pikiran dan…. Lama-lama nana terpesona dengan sikap Seno, yang dengan pandainya menggenjreng gitar sambil menyanyi…..

Terpesona……..

Ku pada pandangan pertama

Dan tak kuasa

Ku menahan rinduku

Senyumanmu slalu menghiasi mimpiku

Ingin ku peluk dan ku kecup keningmu………

Apalagi saat lagu itu dinyanyikan Seno…uuuhhhh, Nana serasa melayang di awang-awang..

Allohuakbar-allohuakbar

Suara adzan membangkitkan lamunan Nana

Karena Seno, Nana melupakan secangkirtehyang telah disiapkannya

Karena Seno , Nana lupa perintah ibu untuk memandikan adiknya

Ya dia lupa segalanya

Juga tugas membuat cerpennya……….

=Seno=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun